"...saat lu mengaku sayang sama seseorang yang baru datang di dalam hidup lu bahkan belum seperempatnya,
setaun, setaun dari 15 taun hidup lu cukup bikin lu sanggup ngasih pengumuman ke seluruh pelosok dunia kalau lu bener-bener sayang dia, entah karena apa, entah karena apa yang dia kasih atau karena kelakuan dia yang nerima lu apa adanya, lu yang sering ngerasa terasing dari dunia tapi dia bisa ngerangkul lu dan menjinakkan dunia buat lu, lu yang sesenggukan sendiri berspekulasi bahwa gaakan ada yang bisa ngerti tapi ternyata dia lebih tau apa yang sedang terjadi pada diri lu, saat lu merasa ada sedikit demi sedikit perubahan di diri dia yang sangat kerasa sama otak dan hati lu, saat lu mencoba berpikiran positif kalau yah dia memang sibuk karena dia memang dibutuhkan dimana mana, saat lu mulai jengah untuk berpikiran positif lagi karena pada kenyataannya dia ngga sibuk, dia ngga sesibuk itu sampai bisa berubah, saat lu bingung atas semua yang terjadi, saat lu ngerasa kalau sekarang lu cuma ngejar ngejar dia, lu cuma jadi bebannya dia, karena emang lu ga nemu cara lain untuk nunjukin kalau lu emang bener-bener sayang dia, dan ternyata dia memang dunianya lu, tapi lu bukan dunianya dia, bahkan langitnya sekalipun,
pantes ga sih lu sedih?"
-siapa yang bicara, saya mendengarkan saja-
The happy endings are subtle and incomplete but they are there, it works because happiness itself is often subtle and incomplete.
20080822
tangis tawa berjalan bergandengan
menguras energi dua kali lipat,
ya ya bikin lelah
ah tapi biarkan saja
anggap diri ini superior,
dan kamu akan benar-benar menjadi superior
anggap diri ini sanggup menahan maupun bertahan
dan kamu tau kamu sebenarnya sanggup.
memang sanggup
anggap kamu ini tidak sendiri
ya memang kamu tidak sendiri
saat terburuk dalam hidup adalah
saat kamu berhenti mensyukuri,
bahkan sekelebat oksigen yang masuk gratis kedalam tubuhmu..
menguras energi dua kali lipat,
ya ya bikin lelah
ah tapi biarkan saja
anggap diri ini superior,
dan kamu akan benar-benar menjadi superior
anggap diri ini sanggup menahan maupun bertahan
dan kamu tau kamu sebenarnya sanggup.
memang sanggup
anggap kamu ini tidak sendiri
ya memang kamu tidak sendiri
saat terburuk dalam hidup adalah
saat kamu berhenti mensyukuri,
bahkan sekelebat oksigen yang masuk gratis kedalam tubuhmu..
jangan lamalama
apa selalu ada babak baru dalam setiap kehidupan?
yang ini datang, lewat, lalu pergi
ada lagi yang baru
yang lama tak datang lagi meski ditunggu-tunggu
yang baru datang bukan yang diingini
yang lama pergi bukan kehendak sendiri
haha,
ya ya jangan lamalama jika bersedih hati
yang ini datang, lewat, lalu pergi
ada lagi yang baru
yang lama tak datang lagi meski ditunggu-tunggu
yang baru datang bukan yang diingini
yang lama pergi bukan kehendak sendiri
haha,
ya ya jangan lamalama jika bersedih hati
part one
i can't stand to fly.. i'm not that naive
i'm just out to find the better part of me
dalam suatu keadaan lu terjebak sama optimisme orang lain mengenai diri lu sendiri
dan lu ga mau ngecewain orang-orang itu
tapi lu tau lu ga sehebat yang dipikiran orang-orang itu
lu cuma seonggok nafas hangat yang terus hidup karena mereka
dan sejumput keberuntungan yang menyertai lu sampai bisa bertahan disini
dan lu tau keberuntungan itu akan segera menjauh untuk mendewasakan lu
karena memang saat ini fase yang pas untuk menuju kedewasaan lu tau itu
tapi lu belum siap untuk menghancurkan semua optimisme eksternal itu
lu belum siap untuk jadi nafas dingin yang membeku biru
lu belum cukup lapang untuk mewadahi kepingan kepingan itu
apa yang mau lu lakuin sekarang?
dengan situasi lu cukup tau untuk menganaktirikan ego lu sendiri.
i'm just out to find the better part of me
dalam suatu keadaan lu terjebak sama optimisme orang lain mengenai diri lu sendiri
dan lu ga mau ngecewain orang-orang itu
tapi lu tau lu ga sehebat yang dipikiran orang-orang itu
lu cuma seonggok nafas hangat yang terus hidup karena mereka
dan sejumput keberuntungan yang menyertai lu sampai bisa bertahan disini
dan lu tau keberuntungan itu akan segera menjauh untuk mendewasakan lu
karena memang saat ini fase yang pas untuk menuju kedewasaan lu tau itu
tapi lu belum siap untuk menghancurkan semua optimisme eksternal itu
lu belum siap untuk jadi nafas dingin yang membeku biru
lu belum cukup lapang untuk mewadahi kepingan kepingan itu
apa yang mau lu lakuin sekarang?
dengan situasi lu cukup tau untuk menganaktirikan ego lu sendiri.
20080809
tot?
untuk si bontot
ngga ada yang bisa sepertimu
sampai detik ini dan detik detik selanjutnya,
rasa sedih ada di lubuk hati paling dalam
terpisah jarak yang jauh
kita bisa apa tot?
panggilan aku kini selalu mengingatkanku padamu disana.
memang bukan jalannya, aku yang jahat ingin menghapuskanmu dari memori otakku.
ngga ada yang bisa sepertimu
sampai detik ini dan detik detik selanjutnya,
rasa sedih ada di lubuk hati paling dalam
terpisah jarak yang jauh
kita bisa apa tot?
panggilan aku kini selalu mengingatkanku padamu disana.
memang bukan jalannya, aku yang jahat ingin menghapuskanmu dari memori otakku.
i'm just a moon, you are a sun.
i'm just a moon, you are a sun.
aku indah karena kamu
kamu panas bercahaya, aku dingin tak beraturan
kamu tak terjangkau, aku dangkal
kamu ga butuh aku, aku sangat butuh kamu
kamu cemerlang, aku cuma memantulkan sinar.
aku cukup tersiksa.
tapi aku terlalu berlubang-lubang untuk merubah kenyataan.
aku indah karena kamu
kamu panas bercahaya, aku dingin tak beraturan
kamu tak terjangkau, aku dangkal
kamu ga butuh aku, aku sangat butuh kamu
kamu cemerlang, aku cuma memantulkan sinar.
aku cukup tersiksa.
tapi aku terlalu berlubang-lubang untuk merubah kenyataan.
no entry
bila hatiku punya sebuah pintu
terpasanglah papan bertuliskan 'no entry' disana.
gembok dan selot tertancap kokoh di engselnya,
tertutup rapat.
bila dibuka mungkin berdecit, mungkin rapuh.
tapi tak pernah ada lagi yang bisa masuk
tak pernah ada lagi suara decitan itu
bahkan ketika papan dipintu telah berganti menjadi 'come in, please'
ya Tuhan,
ternyata aku lupa kunciannya disimpan dimana...
akhirnya ya beginilah hatiku kosong sia-sia.
terpasanglah papan bertuliskan 'no entry' disana.
gembok dan selot tertancap kokoh di engselnya,
tertutup rapat.
bila dibuka mungkin berdecit, mungkin rapuh.
tapi tak pernah ada lagi yang bisa masuk
tak pernah ada lagi suara decitan itu
bahkan ketika papan dipintu telah berganti menjadi 'come in, please'
ya Tuhan,
ternyata aku lupa kunciannya disimpan dimana...
akhirnya ya beginilah hatiku kosong sia-sia.
Subscribe to:
Posts (Atom)