20070824

notepad sayang

inilah,
tulisan saya ketika sedang sedikit ngga waras:


haluu..
notepad sayang.. kapan terakhir kali kita bercengkrama di sunyinya tengah malam?
sudah lampau sekali yah?

notepad sayang.. banyak hal yang terjadi dihidupku
yaah, kamu bukan lagi jadi yang selalu pertama tau..
maaf notepad sayang..

tapi hidupku kini,
sibuk sayang..
tapi sekarang kucoba ceritakan semuanya seperti pada sahabat lama

kita memang masih sahabat kan?

mmp,
sekarang saya anak SMA
eh, yang itu sih.. kamu udah tau ya?
yap.. salahsatu SMA yang bagus di kota ini
SMA 3

sekarang saya punya banyak teman,
tapi belum ada yang dekat dan saya kenal secara intrapersonal

pertemanan itu indah menurut saya
kalo kamu gimana?
yah, cukuplah bersahabat denganku ya sayang..
karena manusia lain punya notepadnya sendiri-sendiri
dan mahluk-mahluk di rumah ini.. belum terketuk hatinya untuk mulai menulis sesuatu

sayang,
untuk soal pelajaran
disana saya tidak bodoh, tapi tidak juga tergolong pintar
fiuh, memang saya tidak puas
tapi itu membuat saya sedikit tenang

biarkan saya yang cerewet disini ya sayang
memberikan kamu mengeluarkan pendapatmu adalah suatu kebodohan besar bagiku
buang-buang waktu
kamu kan benda mati
haha.. kok suasana nya jadi gini?
maaf-maaf ya sayang,
saya memang tengah berimajinasi tapi bukan membodohi diri
;-P

hhh, hidup itu luas ya sayang..
cabang ilmu aja.. ada berapa ratus nggak keitung jumlahnya
otak aku muat nggak ya supaya tahu semuanya?
entahlah

hidup itu indah yang sayang..
jangan kaget jika tiba-tiba saya jadi bijaksana
hehe..
banyak pelajaran hidup dari sebuah transisi ini(bagi yang menyadarinya)
saya gereget(apa coba artinyaa?) untuk jadi seorang manusia
dan baru menyadari
akan kebodohan yang selama ini saya lakukan mengenai hidup.
salahsatu contohnya:
ingin mengakhirinya

nah, itulah mengapa manusia butuh ilmu, butuh belajar
manusia bodoh(mm.. kayak judul lagu dari band apaa gitu..) adalah yang sudah merasa cukup akan semua ilmunya
sepintar apapun jika akhirnya dia bisa berkata
"cukup sudah, saya sudah pintar dan tahu segalanya"
dia adalah bodoh
bodoh di mata saya
buktinya dia belum tahu bahwa Tuhan tahu segalanya dan jelas-jelas dia adalah manusia yang memiliki keterbatasan yang tak mungkin tahu segalanya.
tuh kan? dia bodoh..

memang tak ada pengukuran yang pasti untuk mementukan kadar kepintaran atau kebodohan seseorang
karena kedua kata tersebut adalah relatif
nah,
saking banyaknya yang 'relatif' di dunia ini
einstein pun membuat teori relativitas
haha.. nyambung ya? ;-)

saya rindu suasana ini sayang
berempat di tengah malam
aku, kamu, Tuhan, sunyi
sip sip!
saya cinta suasana ini

hhh, besok saya sekolah sayang
betapa menjemukannya sekolah itu
duduk, diam, mendengarkan, tangan menulis, mengerjakan tugas, mata memperhatikan, telinga mendengarkan, otak berpikir
untuk orang yang berpikir kritis(jadi.. ngerasa gitu sebagai orang yang berpikir kritis? pede banget.. hehe;-P)
ini merupakan suatu hal yang harus dipertanyakan
sebelum diperkuat berbagai fakta bahwa
'begitulah adanya'
jadi
apa memang hakikatnya sekolah itu harus seperti ini? kenapa? tidak adakah metode yang lebih efektif? kenapa tidak ada? memang siapa yang pertama kali membuatnya? atas pertimbangan apa?
fiuh, cukup
percuma saya bertanya disini, tak akan ada yang menjawab
nanti saja di forumnya
tapi, kalaupun semua pertanyaan itu terjawab(entah siapa yang bersedia meluangkan waktu untuk menjawabnya)
pasti akan tumbuh cabang-cabang pertanyaan lain dari masing-masing jawabannya.
dan
sebelum saya merasa puas
orang-orang pasti akan lebih dulu menghentikan forum tanya-jawab tak tersudahi itu
hehe.. ;-)
tapi satu hal,
saya hanya..
ingin tahu
(walaupun tak tahu jika sudah tahu apa yang harus diperbuat,
rasa ingin tahu ini muncul saja, dengan dalil.. saya sebagai manusia yang dianugerahi rasa keingintahu-an, dan saya menjalankan anugerah itu)

obrolan saya tak pernah punya tujuan pasti
hanya tumpahan dari pemikiran-pemikiran yang akan membusuk nantinya
tapi akan jadi sebuah inspirasi di masa kelak
dimana nanti akan teringat kalau saya pada usia sekian tanggal sekian pernah berpikir seperti itu
mungkin akan berdecak, betapa konyolnya waktu itu karena saya tidak tahu apa-apa
dan mungkin juga berdecak, betapa briliannya pemikiran saya pada usia sekian tanggal sekian

wah,
sudah cukup panjang ya sayang..
dan malam sudah semakin larut
01:10 AM
sudah pagi sayang, saya besok sekolah
dan harus berpikiran fresh

maaf notepad sayang,
lagi-lagi saya yang sibuk harus menyudahi pertemuan kita

20070813

aku

Aku sedang menggeliat bangun untuk jadi manusia sesungguhnya,
bukan cuma seonggok tulang plus daging yang bisa bicara, berjalan, dan punya nama.
Sejauh mana aku mengenal diriku sendiri (bersifat internal) akan kucoba tumpahkan disini.

Hidup selama 14 tahun 9 bulan adalah keterlaluan bila belum juga mengenal diri.
Semua sifat yang kumiliki sebenarnya adalah sebuah pilihan.
Tanamkan sifat pilihan itu disini (sambil menunujuk kening),
sertai dengan keteguhan dari sini (sambil menunjuk hati),
itulah sebuah sebuah kepribadian.

Aku termasuk pribadi yang optimis, percaya nggak percaya sifat itu sangat membantu.
Optimis membuatku nggak langsung down kalau lagi ada masalah, selalu bersemangat, dan bisabangkit dengan cepat tanpa harus tenggelam dalam kepesimisan(karet! masih ingat aku pernah menganalogikan diriku seperti karet?)

Plin-plan bukanlah sifatku, meski bukan orang yang saklek(kata gue bagus, ya bagus!.. mmp itu contoh orang saklek misalnya) aku cenderung melihat segalasesuatu dari berbagai sisi,
karena di dunia ini nggak ada yang pasti
satu-satunya yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian..

Sabar juga bagian dari diriku
sabar itu beda dengan bodoh
sabar itu nggak ada batasnya sampai nanti aku mati

Imajinasi sangat dekat dengan diriku, dari kecil aku sudah senang berimajinasi.
imagination is more important than knowledge
tuh einstein juga bilang gitu..
maka itu aku merasa beruntung termasuk orang yang imajinatif.
imajinasi ini berkaitan dengan.. mimpi! ya mimpi,
aku senang bermimpi lalu meyakininya.
masuk SMA 3 merupakan salahsatu mimpi,
aku meyakininya, dengan disertai ridho Allah mimpi itu terwujud.
mmp,
negeri yang besar ini juga harus punya mimpi..

Mengenai emosi, semua orang punya emosi
namun sayang
di lymbic system emosi dateng tanpa undangan, telepon atau SMS dulu..
yang aku kenal dari diriku, ketika emosi itu datang dan aku sadar akan kedatangannya
aku nggak langsung mengekspresikannya pada saat itu juga, tapi disimpan atau dipendam,
lalu beberapa saat kemudian aku berpikir:
1. kenapa tadi aku sampai emosi
2. apa yang harus aku lakukan, dengan segala pertimbangan baik buruknya.
mungkin itu bagian dari yang namanya mengendalikan diri..
(intinya, aku sudah bisa mengendalikan diri sendiri)

aku bukan termasuk orang yang misterius dan tertutup(sekarang)
kenapa?
karena aku banyak bicara
sifat itu bertolak belakang dengan orang yang misterius dan tertutup

prinsip hidup dari seorang 'aku' ini sebenarnya sederhana
melakukan apa yang pantasnya dilakukan.
sangat mendasar memang, tapi sudah cukup untuk memagari prilaku ku.
cause every person dies, but not every person really life

mengenal diri ini masih dalam tahap rintisan
diferensiasi ke yang lebih baik akan terus dilakukan.

menjadi murid yang baik, guru yang baik, dokter yang baik
memang sulit

tapi tak lebih sulit dari menjadi ORANG yang baik..





heran ngga sih..
tiba-tiba gue nulis tentang mengenal diri?

hheu, itu buwat tugas SPeD saiang..
tapi, gue lagi jail
ya gw posting in..

terharuu

Tulisan di atas tadi,
memang bukan buah karya seorang penulis terkenal.
Bukan pula hasil pemikiran seorang penyair, filsuf, atau tokoh masyarakat lainnya.

Walau lahir dari tangan seorang penulis berusia empat belas tahun yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah pertamanya (jika memang belum ada, izinkan aku menjadi primata pertama yang menyebutmu penulis!), itulah tulisan paling berharga yang pernah kubaca.

Terimakasih, adikku.
Walau tak mengalir darah yang sama dalam tubuh kita, biarkanlah aku terus menyayangimu…


- h e i D Y -



terharuuuu
saia terharuuu

pasti bingung kan maksudnya apa dengan kata-kata 'tulisan di atas tadi' itu?
yah,
saia mengcopy dari blognya kka
yang memuat tulisan saia
dan diya bilang begitu

whahahha
senangs..


memang tak ada darah yang sama yang mengalir dalam tubuh kita
tapi rasa persaudaraan ini tidak dapat dihancurkan dengan apapun
she still on top of my sizzter table

hho.

20070808

curhat

gw mu curhat
gw mu curhat!

gw seneng skul disini(SMAN 3 bandung..! hhe)
jujur,
seneng banget

ada cukup banyak cowok yang pake kacamata tebel, culun, gag ganteng samasekali

ups!

tapi begitu diajak ngobrol
nyambuuuung banget, pengetahuannya gila luasnya, becandaannya asik.

for God's sake

selamat datang masa baru yang(harus)indah!

am i?

senyum-senyum sendiri
merasa senang sampai ingin meledak

ngga seorangpun dirasa boleh untuk hentikan itu.


sedang apa saya ini?

_ _ _ _ _

am i?

20070804

sebuah sampah jalanan

trotoar kasur jalanan
pot-pot bunga bantal jalanan
karung goni, selimut kedinginan

tubuh itu
hitam dibakar surya
kurus dimakan lampu merah

hinaan adalah makan malam
serta celaan sebagai dessertnya


hidup sebuah mahluk bernama sampah jalanan



'fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara'

dusta neraka. 

20070802

butuh seseorang

nangis, sesuatu yang jarang dilakukan oleh saya.
ketik saya merasa sangat tertekan, saya masih punya waktu untuk berpikir nangis atau jangan. 

sempat berpikir 
nangis adalah suatu hal konyol yang hanya dipunyai seorang balita saja. 
ternyata tidak, semua orang dewasa pernah nangis.
saat hati terasa tertusuk-tusuk, kelenjar air mata bersiap mengeluarkan stoknya.
dan saya merasakan suatu sensasi hebat sesudah nangis.
darimana itu berasal?

saya belum punya orang yang merasa maklum melihat saya nangis suatu waktu tanpa sebab, namun orang itu mengerti dan menenangkan saya.
siapa?
empat sahabat saya sekarang, memang baik.
tapi sayang, arti sahabat bagi saya lebih dalam dari itu.
maaf sahabat.

hei, saya butuh orang itu untuk menjadi terus waras.
ada yang mau? 



peraturan

sedikit tentang sesuatu yang bernama hukum atau peraturan

peraturan dibuat untuk dilanggar.
iya gitu?

iya kata teman-teman saya

sekarang,
apa untungnya dari melanggar sebuah peraturan yang sebenarnya dibuat pake otak juga?
oh,
asik, mengasikkan, menyenangkan, iya kan?
dan
apakah asik, mengasikkan, dan menyenangkan adalah suatu keuntungan?
lalu,
apa ruginya dari menaati sebuah peraturan?
merasa terkekang dan tidak bebas?
kalau ngga mau terkekang, jadi orang gila saja.

ngga tau ah
saya hanya ngga ngerti dengan pola pikir mereka.

boleh ngga sih?

sesuatu yang sering jadi bahan pikiran dan tulisan saya itu,
normalkah?

maksud saya, normalkah dengan usia saya?
14 tahun.

kenapa saya ngga curhat tentang cowok, pacaran, dan segalasesuatu yang mencirikan keremajaan?
sialan, saya terlalu banyak masuk dalam dunianya orang dewasa.

boleh ngga sih menjadi aneh untuk jadi diri sendiri?
jadi aneh itu ngga ada keuntungannya.
tapi jadi diri sendiri juga keuntungannya ngga seberapa besar.

boleh ngga sih,
saya ngga perlu ngeceng cowok, atau melakukan suatu kegiatan apapun yang menurut saya ngga ada untungnya itu?
boleh ngga sih,
saya buka topik obrolan tentang berbagai teori, tentang hidup, tentang sesuatu yang mengasyikan bersama teman-teman saya?

oh mai gudness
saya merasa membodohi diri saya sendiri untuk melakukan semua itu.

sekarang,
saya cuman ingin menulis dan menulis sampai tengah malam.
sampai pikiran saya terkendali lagi dan menjadi benar-benar seorng remaja.

MATI dan HIDUP

kenapa saya hidup?
kenapa saya yang hidup?
jika saya tak hidup, saya akan berada dimana?
jika saya yang tak hidup, bagaimana dunia?
jika saya yang tak hidup, apa yang akan saya rasakan?

kenapa saya mati?
apa karena saya hidup?
jika saya tak mati, berapa lama saya akan hidup?
invinitif?

apakah saya hidup untuk mati? mati karena hidup? orang hidup kebetulan mati? atau orang kebetulan hidup yang pasti akan mati?

kalau sudah mati, bagaimana rasanya?
kalau sudah mati, masih bisa menuliskah saya?
heh, jangan pada sok tau dan bilang: ya enggaa lahh..
kecuali yang bilang itu para almarhum-almarhum sekalian(haduh, serem jugga yah..)

saya,
kadang termenung sendirian atau bahkan di keramaian
memikirkan sesuatu yang jadi akar dari segala yang sedang kita lakukan saat ini
tentang suatu hal yang bernama
kehidupan

dimana hidup dan mati ngga jelas batasnya

seseorang yang kukenal.
tadi masih hidup,
dan sekarang dia sudah MATI
dia kaku, diam, ngga bisa ngapangapain karna dia sudah MATI, sudah dicabut nyawanya.
tapi beberapa menit yang lalu dia masih HIDUP
dia bergerak, bisa melakukan semuanya, dan bicara karna dia masih HIDUP

apa gunanya tubuh yang sudah ngga punya ruh itu?

tentang hidup dan mati,
masih jadi pikiran untuk saya.

lalu tentang mati.
bagaimana harusnya aku menyikapi hal itu?
jika itu terjadi pada orang yang kukenal atau pada diriku sendiri?

pernah rasakan kehilangan orang karna dia mati?





*sekarang saya membatasi rasa sayang saya terhadap semua orang
 supaya pada saat mereka mati, saya tidak tersiksa
 baik itu orangtua, keluarga, atau teman
 sesekali saya bayangkan mereka sudah tiada supaya nanti pada saat mereka mati
 saya tidak terlalu  shock.
 tapi saya melimpahkan semua rasa sayang saya pada Tuhan.
 karena saya tahu Tuhan tak pernah mati.

i'm a lucky girl!

have you ever think what lucky you are?

i
think it now.

i have family
i have home
i have freedom

i have all of what a human must have,

still i can sigh?

catatan si orang gila

kenappa saia ada disini??
kenappa saia disamakan dengan orang gila??
tak cukupkah saia meyakinkan dokter bahwa saia tidak gilla?

saia waras dan menjadi gila karena berada dirumah sakit ini

saia ngamuk bukan karena saia gila!
tappi saia kesal tak satupun orang yang percaya bahwa saia tidak gila

rupanya belum ada alat pendeteksi kegilaan seseorang yang cukup akurat


keluarga saia mana?
saia tidda gila!

karena saia tidak gilla, saia jadi merasa tak harus melakukan apa yang suster bilang harus saia lakukan

saia bisa benar-benar bisa gilla kalau terus ada disini

saia frustasi


tunggu.
karena saia waras, saia akan menggunakan akal saia
kabur? jika gagal, saia akan lebih lama disini
berlaku seperti orang waras? selama ini saia sudah seperti itu tetap saja tak ada yang percaya

nah, ada satu keputusan gila namun lebih enak untuk dijalani

menjadi benar-benar orang gila saja!
gila ngga gila saia tetap di cap sebagai orang gila

lumaian, terbebas dari dosa dan kewajiban agamis


gilla
saia tidak gila..

itu dulu



gilla
saia gila..

yah, akhirnya menemukan jati diri juga

saia gila saia gila saia gila saia gila










hmp, apakah orang yang mengalami transisi seperti ini di rumah sakit ini hanya saia seorang??


jika tidak..
tentu saja kesimpulannya

kami waras
dokter gilla!!!!!!!!!!!!!



june 19-2007

sekuulaa

this is about school.

saia senang dan peduli soal pendidikan loh..

pendidikan di mana pun adalah bentuk-bentuk usaha yang mengarahlkan para peserta didik untuk mencapai tahapan yang lebih tinggi dari ketidaktahuan atau kebiodohan
parameter yang dibuat di negeriku ini seharusnya tidak sampai melunturkan semangat yang lebih mulia dari sekeder lulus ujian negara.

saia pingin bikin sekolah,
pingin banget
(omg, apakah saia bermimpi terlalu tinggi?)

sekolah saia
menyesuaikan dengan anak-anaknya

bukan anak-anak yang harus menyesuaikan diri dengan sekolah saia

kebebasan waras yang masih memiliki norma
ada disekolah saia
anak-anak bebas melakukan apa yang mereka inginkan
anak-anak adalah makhluk yang unik, hei.
(saia masih anak-anak kah?)


yang dari sekolah normal boleh pindah ke sekolah saia
mungkin butuh waktu bagi anak untuk menjadi dirinya sendiri setelah begitu tertekan di sekolah 'normal'
di sekolah saia pelajaran bukanlah yang terpenting
pelajaran tidaklah sepenting kepribadian dan karakter

seorang anak akan tumbuh dengan egonya
tapi, ego yang dipelihara dengan baik akan memiliki apa yang disebut dengan kebaikan
ego yang dikekang(seperti diri saia sendiri sekarang) hanya menghasilkan kejahatan, kejahatan yang sejatinya hanya mencari suatu kebahagiaan.

kebebasan bisa mengubah anak yang penakut jadi pemberani dan teguh pendirian

disini
sekolah yang membebaskan itu sangat diperlukan, saiang.
anak-anak yang putus asa dan tertekan dengan sekolah butuh penyembuhan
sangat tidak masuk akal melihat anak-anak putus asa bahkan mengakhiri hidup karena permasalahan sekolah.

standar-standar pendidikan memang mutlak diperlukan, namun menerapkan standar-standar itu dengan cara yang berbeda, yang lebih menyentuh sisi paling personal dari setiap perserta didik
itulah kelebihan dari sekolah saia.


ada yang mau join bikin sekolah bersama saia?










*terinspirasi dari summerhill school.

Cinta Negeri Ini, Benci Sistem yang Ada

Acungkan tangan siapa yang muak mendengar kata ‘formalitas’? Ajukkan diri, siapa yang bisa memberitahu saya tentang arti hakiki dari pendidikan? Berdiri, bagi yang merasa sistem pendidikan pada tingkat SD-SMP-SMA di Indonesia sudah banyak yang melenceng dari prinsip-prinsip awal. Maju, bagi yang tak setuju kalau pintar adalah juara kelas.
Anehkah saya? Tidak. Cobalah resapi berapa banyak jiwa-jiwa yang tertekan dan terkikis potensinya oleh pilar sistem pendidikan indonesia yang kaku itu? Berapa banyak siswa-yang tidak seberuntung saya-yang berstatus bodoh berdasarkan patokan dari nilai ketuntasan berdasarkan keputusan depdiknas? Jadilah sekarang dunia Indonesia dipenuhi orang-orang seperti itu. Tak ada yang menyadari kalau sistem pendidikan itu bukan takdir, bukan, itu rancangan manusia terdahulu yang jika ternyata tak sesuai bisa diubah, bisa!(ya walaupun jika diubah tentu saja tidak mudah) maaf, saya klarifikasi, bukan diubah melainkan ‘diperbaiki’. Jangan sampai fatalisme sudah merasuk pikiran masyarakat kita.
Oke, belajar-ujian tertulis (praktek kadang-kadang), belajar-ujian tertulis. Yakinkah anda masih ingat pelajaran biologi kelas dua smp dulu, sedangkan sekarang anda kuliah di jurusan Ilmu Pemerintahan fakultas FISIP? Lalu, untuk apa buku-buku paket, lks, buku tulis yang anda beli pada waktu itu? Apa gunanya sekarang? Apa? Sebutkan sedikit saja.. anda tak dapat menjelaskan karena tak lain tak bukan adalah karena anda menuruti sistem yang sudah ada, karena jika tidak, ya anda tidak dapat meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi bukan? Bukankah akan lebih berguna jika daridulu sudah anda pelajari ilmu-ilmu pemerintahan dasar sehingga sekarang anda sudah lebih menguasai ilmu tersebut? Tidak dilarang jika anda ingin menambah pengetahuan literatur mengenai biologi dengan cara membaca buku-bukunya yang menurut saya akan lebih dipahami daripada membaca dalam keadaan dipaksa guru. Sehingga umur semuda duapuluhlima tahun, misalnya sudah sangat menguasai ilmu itu, dan pemuda-pemudi yang berpikiran matang dengan ide-ide yang masih ‘fresh’ itu siap menangani Indonesia. Kenapa tunas bangsa ini tidak diberikan kebebasan menekuni bakatnya tanpa dibebani formalitas pendidikan yang mubazir itu?
Kenapa saya sebut mubazir? Coba berapa banyak siswa dinegeri ini yang benar-benar bersekolah dalam artian sekolah yang sebenar-benarnya? Segelintir siswa dinegeri ini yang berangkat sekolah dengan niat ‘menuntut ilmu’, selebihnya hanya ingin bertemu teman, bergaul, dan karena disuruh orangtuanya sekalian main keluar rumah, tak disadari kalau itu semua adalah mubazir tenaga, waktu dan biaya. Efisiensi waktu, itulah hal yang sering kita abaikan sehingga kita menjadi negeri yang tertinggal.
Kembali ke sistem pendidikan, selama ini, yang saya dan anak-anak negeri tahu, pendidikan adalah sekolah, sekolah adalah belajar, belajar adalah diterangkan guru, latihan soal, PR, ujian, dan target untuk mendapat nilai bagus.Ironisnya, sistem ini jauh dari dambaan yang membuatnya, berdasarkan pada apa yang saya lihat dan rasakan selama ini kenyataan yang terjadi ialah berbagai kelakuan yang melenceng dari prinsip pendidikan dilancarkan saja. Bukan sepenuhnya salah guru atau sepenuhnya salah murid jika proses menerangkan-diterangkan ini tidak berjalan sukses dan malah sibuk sendiri-sendiri, guru merasa usai menjalankan tugas ketika sudah mempresentasikan semua hal yang dibacanya tadi malam, murid merasa sudah menjalankan tugasnya dengan tahan duduk di bangkunya tanpa tahu apa sebenarnya yang dibicarakan gurunya itu. Apa yang sebenarnya mereka dapatkan kalau begitu? Nol. Latihan soal gampang saja, tinggal melihat pekerjaan teman, bahkan ada yang bayar temannya sehingga dia sendiri tidak menyentuh seujung jaripun soal-soal itu. Lalu, kalau begitu apa yang sebenarnya mereka dapatkan? Nol. PR, kasusnya hampir sama dengan latihan soal. Ujian, lebih menyedihkan lagi, sangat jauh dari tujuan awal dibuatnya ujian. Yang paling parah ialah target untuk mendapatkan nilai bagus, berbagai cara dari mulai menyontek, buka buku, sampai dengan memanfaatkan fungsi uang dilancarkan, tanpa menyadari kalau itu semua hanya usaha membohongi diri saja, yang penting nilai di rapor bagus dan dipuji orang sekeliling. Dan apa yang sebenarnya mereka dapatkan? Nol. Memang tidak semuanya anak-anak negeri seperti itu, tapi sebagian besar ya seperti itu. Apakah hal nyata yang mereka dapatkan setelah tiga tahun menghabiskan dana puluhan juta rupiah untuk sekolah? Kemana esensi dari pendidikan jika semuanya seperti itu? Masih pantaskah sistem seperti itu terus dipertahankan? Pantas, jika kita masih ingin jadi negeri tertinggal.
Langkah paling awal yang harus dilakukan sebelum negeri ini semakin jauh tertinggal ialah menumbuhkan kesadaran tinggi dan keinginan untuk maju. Susah jika hanya segelintir orang yang memilikinya, masalah pendidikan ini memang pelik, namun tak akan pernah selesai jika usahanya sampai menstatuskan ‘pelik’ saja tanpa ditangani lebih jauh.
Kini saya belum bisa bertindak banyak untuk itu, karena saya bukanlah seseorang yang dipercaya dan berpengaruh di negeri ini, tapi saya akan ikuti semua sistem pendidikan yang ada sekarang dengan sebaik mungkin, menjadi orang, baru saya akan lakukan suatu tindakan untuk negeri yang saya cintai ini.