20090927

sakit, gigi.

oh ibu aku sakit gigi.
aku sakit.
gigi.

ingin aku bubur itu, mak.
atau usapan di pipi yang bengkak ini.
atau suara darimu, 'sedang kenapa kamu ini nak?'
bukan ibu, aku bukan kebanyakan menghembus balon. atau berkelahi dihantam kepalan tangan. tidak sejenaka itu hidupku bu. tidak sekeras itu pula. belum.
ingin aku sereal itu, mak.
dengan sedotan disaji hangat-hangat. di gelas donal bebekku yang dulu itu, bunda.
atau sekedar memo ditempel di kulkas.
berisi letak makanan bayi atau bubur instant yang nanti bisa ku masak sendiri.
atau pesan singkat di telepon genggamku. kata-kata sesederhana, 'cepat sembuh'.
sudah cukup besar kini aku bu. sudah pantas memiliki ponsel.

ini nyeri bu.
gigi.
bisakah ibu alihkan nyeri ini pada dongeng tiga babi kecil mu itu?
atau dengan dentingan piano mu yang merdu?
atau pada permainan-permainan mengasah otakku yang bunda bilang supaya aku nanti pintar itu?
pada kotak ajaibku, yang isinya hanya kerang-kerang laut dari pasir putih kita?
atau semuanya tidak akan mempan ya, mak.
ini terlalu nyeri.
gigi.

ibu aku pening sekali.

jadi wajarlah jika aku ingin sesuatu yang terlalu tinggi untuk kudapati. hanya tiga patah kata tua.
dua, 'sayang ibu'.
untuk ku ucapkan berhadapan denganmu.
satu,
hadirmu.

aku sakit gigi.
bunda.

orang kaya

pada hari apa ya beberapa hari setelah lebaran.saya beli sepatu baru, tempat minum baru, belanja.tidak hey, tidak lebih dari seratus ribu, hari ini. ya mungkin ditambah yang kemarin-kemarin lebih lah. tapi tidak sampai pada angka setengah juta pun. ah jauh.
pada saat pulang ke rumah kakak perempuanku bilang,
ade! kamu dari kemarin beli-beli aja. habis berapa? kita ini bukan ORANG KAYA.


hahaha iyaaa aku tau teh.
ngga usah dipertegas deh.
:D

lalu terbesit lah tentang tahun depan saya akan kuliah.
heup. merinding disko. bisa tidak ya?
bisa tidak ya otak dan kemampuan ini?
bisa tidak ya finansialnya?
bisa ya bisa tidak. Allah Maha segalanya. Maha Tahu, maha tempe. eh astagfirulohalazim. :B

lalu terbesit pula tentang kata ORANG KAYA yang tadi tehney sebutin.
apakah menjadi orang kaya itu bisa bahagia?
apakah kebahagiaan berbanding lurus dengan kekayaan?
saya yang sejak zaman krisis(baca:1998) menjadi orang yang pas-pasan, berpikir dengan segala keterbatasannya.

untuk kakak laki-laki saya mungkin jelas iya jawabannya.
fokusnya sehari-hari ialah pada motor yang lebih bagus dari hari ke hari, pada sepeda yang seharga mobil, pada mobil yang seharga rumah, pada rumah yang seharga langit, pada gaya hidup serbanyaman, pada gadget yang tak pernah ada ujungnya, pada teman-temannya yang biaya pemeliharaan anjingnya lebih mahal daripada menghidupi seorang saya.
terkadang mendengarnya saja saya lelah. lelah karena hanya mendengar. bukan merasakan.
untuk sebagian orang lain juga mungkin jawabannya iya.
untuk saya? saya akan bilang iya juga.

sekarang pertanyaannya adalah, yang seperti apa orang bisa disebut orang kaya?
disini mungkin letak perbedaannya. tentang arti kaya-miskin seseorang.
beruntung saya ada dilingkungan yang heterogen mengenai status sosial. suatu saat bisa sangat merasa beruntunglah saya, punya kasur, bisa tidur berbaring, sekolah, berinteraksi dengan teknologi meski tidak terlalu canggih, memiliki kebebasan sebagai seorang remaja, berorganisasi, pergi main. tapi pada saat yang lainnya bisa juga saya merasa ada dibawah. tidak memiliki supir kesana-kesini, tidak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan sekunder apalagi tersier, harus memikirkan tentang uang, tentang bertahan agar tetap makan, tentang kesedihan melihat permasalahan finansial yang selalu berputar-putar seperti lingkaran setan, tentang sekedar keinginan untuk membeli sebuah buku saja, hey sebuah buku.
tapi kalau sejenak saya berhenti. bukan itu, bukan. bukan menumbuhkan rasa alergi pada kenyamanan, bukan menjauhkan diri dari yang berbau penghiburan, bukan memaksakan merasa cukup dalam segala kekurangan. bukan itu caranya untuk bisa merasa bahagia. itu saya lakukan dan hasilnya adalah kemunafikan. kebohongan belaka.
apakah anda bisa bilang tidak apa-apa saat sakit gigi menyerang?
bisa. tapi apakah itu berpengaruh pada sakitnya? sakit tetaplah sakit. tetap akan terasa. tetap ingin sembuh.
begitu juga ketika saya bilang tidak suka memiliki kenyamanan karena itu hanyalah kemewahan belaka. apa yang bisa saya bilang saat saya mencicipinya? masih tidak suka. tapi dalam lubuk hati ada sesuatu yang terpuaskan. masih bisa bilang tidak suka karena belum biasa.
itulah kesalahan fatal yang telah saya lakukan selama ini. menutupi kebenaran. kebenaran bahwa manusia memiliki nafsu. sungguh saya ini pun juga manusia.
NAFSU. KAYA. BAHAGIA.
tiga kata macam apa itu?
manusia memiliki nafsu untuk menjadi kaya karena ingin bahagia. bukan bukan.
kaya memiliki bahagia dan manusia memiliki nafsu. eh bukan..
nafsu untuk bahagia adalah kekayaan.
ya, itu, ITU yang kini saya jalani dalam kehidupan
menyedihkan sekali seorang manusia yang tidak memiliki nafsu untuk bahagia.
menyedihkan juga orang yang memiliki nafsu untuk bahagia, tapi di dunia saja.
jadi? oh saya suka kenyamanan. saya ingin berkecukupan, saya butuh juga hiburan. kenyamanan macam apa? yang memberikan saya kebahagiaan di akhirat nanti.
berkecukupan apa? mapan hati.
hiburan apa? hiburan untuk tertawa di surga nanti.
jangan lupa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sekitarnya.
hahaha
nikmatnya punya akal.

eh.
tehneeey, hey kita ini ORANG KAYA!


*tetep aja jadinya konotasi yaa. haha

kamu-aku

kamu bisa jadi sangat posesif.
ketika aku luput dari keterbukaanku dengan kembali pada kebungkaman.
meski kamu yang kemarin tidak begitu.
kamu yang kemarin adalah yang menyajikanku kudapan penghibur jiwa dan hidangan sederhana bersaus kehangatan.
meski kamu yang kemarin tidak begitu, aku hanya ingin kamu yang sekarang.
kamu yang sekarang bisa jadi kamu yang kemarin di esok pagi atau kamu esok pagi di kemarin hari. tapi aku hanya ingin kamu yang sekarang.
aku tidak berkamu-aku dengan masa lalumu. aku peduli pada masa depanmu. maka aku ingin dengan kamu yang sekarang.
bergayung sambut dengan hidup yang kian menjadi ringkih. indahnya saling mengerti, bukan?

susu rasa kopi

iya.
aku tidak lelah menanti kabar baik yang terucap dari mulut mungilmu. aku tidak lelah menanti hal manis dari mulut maskulinnya. aku tidak akan pernah lelah menanti kata nyata indah dari yang dialaminya kemarin sore atau hari kemarin lusa.
aku rindu semua hal itu.
bukan, bukan mulut mungilmu atau mulut maskulinnya.
tapi kabar baik serta hal manis yang dapat membuatku begitu berenergi dalam menjalani kehidupan. aku sudah lama tidak berenergi, enerjik, bukan yang artifisial.
terakhir kali aku tersenyum sesudah mendengar kabar darimu adalah pada saat aku akan mengantarkan kabar baik bagimu, baginya.
sesudah itu kita sama-sama menanti. sama-sama rindu.
atau tidak sama-sama?

susu rasa kopi.
sekarang aku bergantung pada sumber energi yang bisa habis dipertokoan.
aku suka susu. kecuali yang rasa madu.
aku suka kopi. tapi tidak bisa meminumnya. kecuali ingin vertigo.
jadi aku beli susu rasa kopi. pertama aku beli satu, lalu dua, lalu setengah lusin, selusin. sekarang aku punya stoknya dua kardus. aku merasa tak aman jika melihat stok susuku sedikit lagi.
dalam penantianku menanti kabar baikmu dan hal manis darinya.
aku bersama susu rasa kopi.

iya.
aku tidak bosan menunggu.
selama masih sanggup kuminum susu rasa kopi itu.

20090923

so don't give up :)

No father figure in the house
And i'm wondering how
I'm gonna work it out
Oh
My friends keep on telling me
How i don't need that man
But they don't really understand

There's far
Too many pressures in reality
With dealing with the pain
The stress and poverty
And i gotta be myself because
There's nobody else for me

(Hang in there with me)
Sometimes it takes
A different kind of love
To raise a child
(So don't give up)
So don't give up
(When pressures come down)
Sometimes it takes
A different kind of dream
To make you smile
(So raise it up)
So raise
(Hang in there with me)
Sometimes we need
Another helping hand
To show the way
(So don't give up)
So don't give up
(When pressures come down)
Sometimes it seems impossible
And that's why we pray
(So raise it up)
We pray

Seems to be
Nothing left for me
Momma's gone
Daddy didn't wanna be
And now i'm all by myself
Wondering where is love
Or should i just give up

Life falls down on me
Cuts into my soul
But i know i got the strength
To make it through it all
Cause i'm still standing tall
Breaking through these walls
I'm gonna give my all

Feeling like
A motherless child
Pain cuts into my soul
It's bringing me down
Can't find my smile
On the face
Of a motherless child
I'm gonna break
Down these walls
Gonna give my all


(Hang in there with me)
Sometimes it takes
A different kind of love
To raise a child
(So don't give up)
So don't give up
(When pressures come down)
Sometimes it takes
A different kind of dream
To make you smile
(So raise it up)
So raise it up
(Hang in there with me)
Sometimes we need
Another helping hand
To show you the way
(So don't give up)
(When pressures come down)
Sometimes it seems impossible
That's why we pray
So raise it up !

jamia simone nash and impact repertory theatre - raise it up

20090912

see saw seen

pernah bertemu orang yang sedang bersedih. lalu menangis sampai bolamatanya keluar!

dan dia menjadi lebih bersedih dari sebelumnya.
karena sesuatu yang dia sebabkan sendiri.


saya?
menaruh rapat-rapat kedua bolamata itu di tabung steril. siapa tahu dia ingin melihat matanya lagi.

eh, melihat?

it's a lil bit amuse

dasar maya. dunia.
jaraaaang sekali saya mengisahkan tentang diri sendiri di dunia maya, kecuali itu menghibur atau berguna. ehm. jadi, kalo ke dunia maya apa sih kerjaannya?
fiirst, entah reflek atau gimana, yang dikunjungi adalah situs yang memuat orang-orang terdekat. sekedar liat blognya, status facebooknya, notesnya, apanya lah. untuk keep-in-touch dan ingiin sekali mengetahui keadaannya.
meski kadang ga update, tapi ya lumayanlah.
kadang merasa seperti mata-mata. woow. terlalu keren.
and secoond. saya jaraaaaang sekali meninggalkan jejak disana. buat apa?
jadi setuju kan kalau saya orang yang perhatian?
haha

20090910

"ke tukang pijit yuu"
jika anda menemukan saya tergelepar di lantai atau di atas trotoar, bawa saya ke tukang pijit. jangan panggil ambulan atau bawa ke rumah sakit. bawa saya ke tukang pijit!
kan ku buktikan kumampu penuhi maumu.
noktah merah perkawinan telah menghancurkan mahligai cinta dan juga buah hati kita...