20101229

can I ?

when I see my dad's eyes. I see the meaning of true love.
he loves her.
till it hurts.
till it bore.
till it feels nothing, maybe.

I thought that it was too pathetic.
we life once. and why must we suffer for one person till we dead?

but wow, I see my dad's eyes again, and realize.
me, was too egoist to judge that stick with one person till dead is pathetic.
my dad is about reach a happiness. a true happiness.
there's something that words can't say, but I see. I see it so clearly.
he's just tell his children, without a single word, that once we said we love someone, we have a true responsibility about it.
he 's just simply practicing that always an unseen spirit to hold on when he hurts, when he bored, when he feels nothing. that always an unseen strength that helps him to love.
he believes in God. he dedicated his life to it.

now I know that love is some kind of commitment.
but it's not about you and another person. it's about you and yourself.

well, the popping question in my head is:
can I?

I wish I can

20101227

Ex

Lesson learned: Don’t place your happiness in someone else’s hands, because once they’re gone, so is your happiness.

Lesson learned: If you love someone, appreciate. You never know how long you might have her/his for.

Lesson learned: Losing doesn't mean your best wasn't good enough, it just means that someone else's best was better. And you just have to wait, for whom your best are for.

20101223

nyobain

uas perdana gue (hampir) berees.
biasa aja tuh *belagu
haha. nanti gue bakal lapor ip nya berapa. daaah
(ini ga penting bgt soalnya cuma mau nyobain ngepost pake hape. hahaha)

20101222

sekarang?

aku ingin mati sekarang. karena, dari dulu aku selalu ingin mati dalam keaadaan bahagia. aku ingin mati sekarang.

suara diotak yang menggaung di kala nafas yang sedang sesak di depok yang dingin.

tulus

gue baru aja menemukan suatu komunitas yang luarbiasa ajaib serta membuat semua orang terkesima, oke berlebihan.
kenalin temen baek baru gue namanya uwie, temen banget deh, eh bukan, keluarga gue. kadang jadi kakak kadang jadi ade (tergantung siapa yang lagi pengen manja haha).
jadi, kita itu lagi ngobrol di kansas (kantin sastra)
uwie: "duh tot tadi malem gue kesel deh, kita (politik) kan udah biasa deket banget sama cowok-cowoknya, smsan tanpa intention yang lebih, jalan bareng, deket-deketan, udah biasa banget kan? terus tadi malem temen kosan gue (sensor ah. haha) kayak ga percaya gitu. masa gue kan cuma bilang, asiik besok mau sepedaan sama irsal (anak politik). terus temen kosan gue tuh yang, ciee cieee.. nah gue ga suka tot. maksud gue mereka tuh ga ngerti hubungan macem apa yang ada di anak-anak politik. err"
gw: "hahaha iya wi, gue juga heran. gue sayang bram, gue sayang irsal, gue sayang ali, gue sayang khobab, tapi bukan berarti kearah gue pengen jadi apanya mereka. gue bisa curhat puas sama miftah, gue anggap amril ade gw, gue nyaman banget sama mereka. di jurusan lain itu tuh kek ga mungkin terjadi ya?"
uwie: "iyaa toot, kayak ga mungkin gitu cowok baik ke cewek tanpa ada intention kearah sana tuh. padahal liat kenyataannyaa, yaampuun itu tuh mungkin bangeet"

iya, mungkin banget. tapi cuma disini kayaknya.
waktu penutupan OAT(ospek jurusan), yang tiduran disebelah kanan gue adalah uwie dan disebelah kiri gue adalah irsal, karna emang mesti pegang tangan kanan kiri, gue pegang tangannya erat banget. sama kayak gue megang tangan uwie. dan gue sadar sesuatu, gue sayang irsal, gue sayang uwi, sama kayak gue sayang semua anak politik 2010. gah, terimakasih keluarga baru gue. i heart you :)

20101221

kuda poni

aku bermimpi, ditanyakan oleh seekor kuda poni.
"tita, masihkah kamu bisa bersedih?"

dalam mimpi, aku tidak menjawab apa-apa.

seekor kuda poni lalu duduk disebelahku. kutahu dia punya empat kaki, tapi dalam mimpi, posisi duduk yang seperti manusia itu rasanya wajar-wajar saja.

"tita, aku sedih."

dalam mimpi, seketika aku bertanya kenapa, apa yang telah terjadi.

dalam hati, ku bertanya sebenarnya siapa kuda poni ini.
memakai pita merah muda.
bulunya putih bersih harus dan berkilau-kilau jika terkena sinar matahari.

dalam mimpi, aku dan dia sedang di kebun yang hijau dengan seperangkat meja kursi taplak kotak-kotak merah serta keranjang makanan.

hanya aku dan kuda poni.

"aku sedih, bukan. aku iri padamu."

seekor kuda poni iri padaku? iri pada apa? aku?

"ya."

mengapa?

kuda poni lalu menuangkan secangkir teh, meminumnya beberapa teguk, sedikit berdehem, baru kemudian berbicara lagi.

"kau yang tebak."

sebenarnya bukan sekali ini. bukan sekali ini ada mahluk yang berkata iri padaku. bukan sekali ini aku bertanya mengapa pada mereka. bukan sekali ini aku disuruh menebak mengapa. tapi ini keterlaluan hingga menyelusup ke dalam mimpi. harusnya dalam mimpiku, aku sudah tidak layak lagi untuk ada yang iri. di dalam mimpi, apa saja bisa terjadi. harusnya.

kini giliranku yang menuangkan teh pada cangkirku, meminumnya beberapa teguk, sedikit berdehem, baru kemudian menjawab

apakah karena menurutmu, aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan?

"ya. apa rahasianya?"

rahasia apa?

"apa rahasianya sehingga kamu selalu mendapat apa yang kamu inginkan, tita?"

tidak ada rahasia. yang ada adalah, sebenarnya aku tidak pernah menginginkan apa-apa.

"apa?"

cukup. kataku.
kalau kau hanya ingin bertanya tentang ini, lebih baik kamu pergi saja. ini mimpi milikku. tolong.

marah

budi tidak mengerjakan pekerjaan rumah.

gurunya marah.
budi hanya bisa menjawab,
"bu, tadi malam hati saya terlalu hancur. saya tidak sanggup berkutat dengan rumus-rumus."

gurunya semakin marah.

padahal budi jujur.
tapi kenapa bu guru malah marah?

sedang anak-anak lain yang menyontek pekerjaan rumah sejam sebelum pelajaran, tidak dimarahi.
padahal mereka berbohong.

jadi mulai besok,
budi memilih berbohong saja.