20091223

ah yaa

aah yaa, terimakasih atas jiwa-jiwa bebas yang telah lama dicari. kini hadir dalam bentuk yang sederhana bahkan tidak pernah dikira. dan itulah yang menjaga tetap dalam posisi waras tidak terkira dan tidak canggung bermimpi. ah yaa

“Dia tidak ingin mendengar penjelasan apapun, apalagi memaafkan, tidak sama sekali.” — Tintenhertz - Cornelia Funke - cemburu sampai ke lubuk hati.

20091222

blogwalking


waktu masih putih-biru, yang ada di bahu kalian cuma orangtua dan keinginannya terhadap kalian. yang minta kalian buat jadi ranking satu lah, atau nilai rapot bagus lah, apa lah. tapi sekarang kalian putih-abu. yang ada di bahu kalian sekarang adalah bangsa.
Tita Adelia. Diklat Literatur 3. 
oke, gue sadar penuh kata-kata ini pernah keluar dari mulut gue. ditengah panas terik penantian, didepan mata-mata lebar yang jiwanya bergelora, dipinggir monumen yang mengingatkan pada dasar negara. kita berjuang bersama ya, adik-adik. :)

iseng

ada nama gue di situs resmi SMA Negeri 3 Bandung. haha

well

farewell

20091213

malu ah sama Tuhan

sedang menjaga omongan dari umpatan-umpatan seperti
fu*k, entah itu jadi fakfak fek fuk fcuk. toh maksud artinya sama kan?
anj*ing, entah itu jadi anjis anjare anjiswati atau anjasmara. toh maknanya sama kan?
atau dari apapun yang bermakna mengumpat.
come on behave, lil' girl.

what make i

apa yang membuat saya, menghela nafas panjang. adalah.
ketika harus membiarkan berlalu. ketika harus membiarkan mimpi berlalu.
apa yang membuat saya, sedih. adalah.
ketika harus memendam yang tidak enak. atau tidak bisa berbagi yang enak. seperti kebodohan-kebodohan yang terus terjadi. kelemahan-kelemahan yang terus ditunjukan. sikap sok bijaksana. saya muak. saya ingin teriak. saya ingin pergi. saya ingin menangis. tapi saya hanya diam. lalu saya tersenyum, lagi. saya kadang ingin saya bodoh saja. agar tidak cukup kemampuan untuk menilai. agar tidak begini. agar menjadi biasa seperti mahluk-mahluk disini. atau janganlah bodoh. saya kadang ingin menjadi yang paling besar, bukan yang paling kecil. agar didengar.
apa yang membuat saya, perih. adalah.
ketika tak bisa menutup mata dan telinga, atas pemandangan miris yang kelihatan dari jauh. dia yang tidak baik-baik saja. mereka yang sedang banyak masalah. dan mahluk-mahluk disini yang tidak juga berkembang. yang terlalu banyak harapan tak ada perbuatan. muak, benar saya ingin pergi jauh. pergi jauh ke dunia mereka. bukan yang ini.
apa yang membuat saya, terdiam dan tetap tersenyum. adalah.
ketika tetap menghirup oksigen gratis yang maha sempurna itu. dengan kesadaran penuh bahwa pasti ada oktan-oktan hasil emisi tak sempurna yang jadi polusi. merasakan detak jantung walau iramanya sering tak beraturan atau kadang berubah jadi nyeri. dan melihat jari-jari ini masih lincah bergerak. diri ini masih sanggup menulis.

subhanallah.

20091212

a minute ago

i say, "yes, everything will be okay"
my head disagree. everything won't be okay, trust me.
i say, "no. everything will be okay"
my head say. everything won't be okay but you.

i smile.
i inhale so deep.
i try to do rest.

gue deh yang paling kesian

pada suatu malam gue baca-baca tumblr orang2 (yang kadang heran isinya ko repost semua haha), tapi yaudahlaya bebaskan. terus nemu yang lucu, bunyinya:
"orang yang paling kesian itu yang lahirnya di balikpapan, hidupnya di palu, dan mati di sorong."
buahaha lu tau laya apa maksudnya candaan 'klasik' begitu. nah terus dengan rasa ingin-berbagi-kebahagiaan(ngek) sama teh neysa terus gue tunjukin itu, lalu dia bilang

"iya ya de, kasian. jauh gitu."

yaudah ntar gue bikin aja kali ya
"orang yang paling kesian itu yang lahirnya di timor timur, hidupnya di amerika, matinya di timbuktu."
lebih jauh kan?
-__-

20091211

baca dulu post sebelumnya

dan selamat datang pada galau-galau tingkat selanjutnya.
:)

blog

ini blog SMA banget!
dibuat pada saat lulus SMP(juli 2007)
dan terus hidup hingga saat ini. udah 250 post lebih, sampah semua apa ya yang gue tulis? haha
nah. nanti lulus SMA gue ganti blog ya
waktu SMP blog gue bikinnya di .blog.com sekarang di .blogspot.com nanti kuliah apa ya?
hihi
berubah ga sih gue dari pertama post sampe sekarang?
semoga berubah. rugi amat kalau ngga.

post pertama gue adalah "tentang dua manusia, pucuk pohon, dan pegasus pembawa cinta"
lucu deh, kentel banget masih anak SMP nya

ini hal yang lucu, bukan hal yang penting. seandainya jaringan internet diseluruh dunia rusak, sebenarnya kita masih bisa hidup kan? tapi sungguh menyenangkan bisa menyimpan rekaman perjalanan beberapa tahun ke belakang. sekarang gue udah gapernah(yaa jarangbangetlah) galau galau remaja lagi, masa itu udah lewat! liat aja postingan2 tahun 2007-2008. alhamdulilaah
galau galau yang ngerasa sendirian, insecure, ga puas sama hidup, pengen mati aja, mempertanyakan kehidupan, betapa hidup ga adil, mempertanyakan jati diri, ya pokonya worrying tentang diri sendiri deh. kalau baca status-status facebook temen-temen yang lagi galau sekarang jadi pengen ketawa sendiri, bukan ko, bukan pengen ngetawain. ketawa sendiri dan pengen bilang, masa itu bakal lewat juga kok, kawan. :)

selamat berkembang kawan, dunia membutuhkanmu!
reads, writes, sings, loves, cares, friends, tears, hopes, smiles, talks.
thanks God, it's enough.
learn is a gift, pain is the teacher.

20091210

mayoritas waras

bila saja aku bisa banyak berbicara. karena kadang aku ingin bercerita. bercerita yang menggunakan suara. yang bisa kau peluk saat aku berkata nyata, yang bisa kau hapus air mataku saat mulai menitik.
tapi kelihatannya ya selalu begitu itu. aku gagu. aku bisu kalau harus berbicara tentang diriku.
seperti hari ini, aku masih ingin menulis. aku harap aku akan terus ingin.
dalam perjalanan pulang kulihat sesosok perempuan dari belakang. rambutnya agak gimbal. kukira dia orang gila, tapi begitu aku lihat parasnya oh ternyata tidak. wajahnya itu masih tersentuh produk kecantikan yang di iklan-iklan. bajunya juga seperti yang di tv-tv. oh dia tidak gila. lalu ketika jalan kaki hampir sampai kerumah, aku lihat sesosok perempuan tua yang tiduran dipinggir jalan. ya, yang ini benar gila. bajunya lusuh sekali, dia tidur air liurnya sampai menetes. aku bingung. aku iba. yang terpikir bukannya takut atau apa, yang terpikir adalah satu. dia pasti pernah bahagia. apa dia dilahirkan gila? saya kira tidak. perempuan itu paruh baya, umurnya kira-kira 50 tahunan. badannya kurus. tapi parasnya tidak menakutkan. baunya belum menyengat seperti gila-gila yang lainnya. masih ada urat-urat waras di wajahnya. aku kasihan. aku yakin dia pasti punya masa lalu, yang membuat dia begitu. dan dia tidak sadar akan adanya masa depan, yang membuat dia begitu. andai siang itu tidak panas dan badanku sedang sehat (tapi mungkin aku tidak akan bertemu dengannya karena jika sehat aku pasti belum pulang siang begitu), aku ingin duduk disebelahnya sampai dia terbangun. aku ingin memeluknya. meskipun dia bau. meskipun aku tak kenal dia siapa.
tapi tak bisa, sampai rumah pun aku langsung memejamkan mata. sayang aku bukan sedang sehat.

soal gila waras, aku tidak berani bilang orang seperti dia gila sebenarnya. lalu yang sejenis aku adalah waras. kata gila itu harusnya diganti dengan minoritas. waras dengan mayoritas.
kalian yakin kalian waras?

20091209

menghibur, dihibur. ah kau tak pernah perlu itu. tak pernah juga lakukan itu. seakan-akan aku adalah kau. kau yang merasa itu tak penting. kau yang selalu berpikir tentang langit padahal disini semut sedang kau injak. tapi sebenarnya aku pun tak begitu mengerti tentang langit yang selalu kau sebut-sebut itu. yang aku mengerti adalah ini, paru-paru yang sakit dan keadaan yang memburuk setiap hari. tapi kau tak peduli itu, pernah kau peduli tapi hanya menyemangati. aku tidak tersemangati. aku sebenarnya ingin dihibur. tapi kau tidak pernah mengerti arti kata hibur.
kemarin aku lihat wajahmu begitu sayu, matamu pilu. ah melihatnya saja kasihan. aku sayang jadi kasihan.
tapi begitu aku coba menghibur, kau marah. kau marah seperti aku membawa lari pasangan hidupmu. kau marah sekali. apa yang telah aku lakukan aku tak mengerti. apa yang kau marahkan aku juga tidak mengerti. bahkan aku tidak mengerti kau siapa aku. aku sama sekali tidak mengerti kita ini apa.
mungkin sebaiknya memang aku tak usah mengerti. biarkanlah langit itu terus kau bicarakan. aku akan mendengarkan. aku lihai dalam mendengar. mendengar saja.

hasil duduk diam di koridor sekolah

kalo liat anak-anak kelas 1 itu entah kenapa yang ada dipikiran gue cuma satu kata: botak.
liat anak kelas 2 juga cuma satu kata: liar.
liat anak kelas tiga gaada kata-kata pertama yang langsung muncul. terlalu rumit liat muka-mukanya. terlalu banyak harapan, cita-cita, tekanan. eh ada sih satu kata miris yang muncul dipikiran: gue.

movie

namanya autumn, hoh blog guee. oh berarti perwujudan blog gue ya kaya gitu, cantik dan membuka lembaran baru.
:p
500 days of summer

sigh1

sometimes i feel so tired of being good. but it's just kind of tired that need a rest. it's simple.

20091129

hari ini hari belajar sedunia

hari ini hari belajar sedunia. hari-hari sebelumnya juga belajar. tapi hari ini spesial.
aku
belajar dari anak tengah. yang tidak jarang dipaksa memendam. ingin bermanja-manja, tapi seorang kakak juga.
belajar dari anak bungsu. yang tidak jarang dipaksa memendam. yang keinginan mengontrolnya dimatikan sejak bayi, karena yang besar yang lebih benar.
belajar dari anak sulung. yang tidak jarang dipaksa memendam. beban orangtua terjun bebas pada mereka tanpa perantara. harus merahasiakan sesuatu dari adik-adiknya walaupun tak tahan juga.
belajar dari anak tunggal. bertahan dalam kesepian.

lalu pada embun pagi ini pun aku belajar. apalagi pada dingin dini hari.
kemarin aku punya moka float dan bolu blueberry yang manis. dimakan dan diminum bersama keluarga yang dari jauh jauh. berbasa-basi dengan tulus, terasa sekali kebutuhan akan kehangatan ini segera terpenuhi.
tapi hari ini yang kupunya hanya sebatang paria yang belum dimasak. dimakan bersama teman yang tidak pernah dan tidak akan kukenal. bersama orang lain. asing. sama saja dengan sendiri.
tapi karena hari ini adalah hari belajar sedunia. aku baik saja.
belajar dari anak tunggal yang bertahan dalam kesepian toh?
iya.
katanya aku belajar dari anak-anak itu. maka anomali lah kalau tidak baik saja.
lalu aku apa? apa aku anak bungsu?
bukan. aku bukan keempat-empatnya. mana bisa aku belajar kalau begitu.
lalu aku apa? aku bukan keempat-empatnya. bukan pula embun pagi atau dingin dini hari.
aku adalah semesta. aku hanyalah semesta.

hari ini hari belajar sedunia.

poli

dirimu seperti pasar monopolistik. senyummu mahal. maafmu mahal.
kadang kulihat dirimu itu hanya tak sadar diri saja. bukannya memang berharga atau bagaimana.
kau anggap dirimu itu sang juara. iya memang. dalam lomba meretas waktu dan batas.
aku berani taruhan. tak ada yang tak suka kamu.
tapi tak ada juga yang suka. aku saja tidak. senyummu mahal begitu.
ketika aku dan dirimu bersama, dianggapnya aku seperti pembeli marjinal. dan kau penjual supermarjinal. cih, enak saja.
tapi kubilang aku berani taruhan. tak ada yang tak suka kamu.
apa ya satu kata yang melambangkan?
istimewa. ya kamu istimewa. meski kamu tidak berhaga atau bagaimana. kamu istimewa.

ya aku ingat saat aku bertanya satu pertanyaan padamu, poli. aku panggil kamu poli. daripada sebutan si monopolistik. enak saja aku yang repot, terlalu panjang.
aku tanya padamu seandainya satu hari kamu bisa berubah untuk menjadi siapa saja, kamu ingin menjadi siapa. aku kira kamu akan menjawab sosok-sosok idealmu yang kamu sering katakan padaku tanpa senyum itu. atau kukira kamu akan menjawab menjadi kamu, karena kamu ya begitu itu. kerap tak sadar diri.
tapi tanpa pikir panjang kau jawab ingin menjadi aku. kenapa, poli?
aku senang karena kamu tak pernah bercanda. saat pembagian selera humor dulu mungkin kamu tak datang. terlalu sibuk ikut lomba meretas waktu dan batas itu.
kenapa menjadi aku, poli?

karena kamu ingin sesekali menjadi pecundang.
itu alasanmu.

cih, kamu tak pernah berubah, poli.
jujur aku sakit hati. itu tadi tajam. tapi kan maafmu mahal. ya, pemaafanku murah sekali. obral. gratis. kalau tidak sejak kapan kita sudah tak lagi berhubungan. atau tak pernah bahkan.
kamu poli, sialan. kamu istimewa. kau buat isi dirimu menjadi mahal. kau buat segalanya tak terjangkau. padahal kamu tak berharga. kamu bukan siapa-siapa. kamu sialan.
jadi arti kosakata pecundang mu itu adalah aku?
baik. inilah makna kosakata istimewa ku. kamu. kamu yang sialan. kamu si monopolistik.
suatu saat kamu akan menjadi oligopoli ditanganku. aku bisa tetap memanggilmu poli.
tunggu aku. tunggu aku yang bukan lagi pembeli marjinal.

aku (begitu) berbeda

kurasa kita berbeda itu nyata.
bukan kita, aku berbeda. tidak begitu dengan kau dan dia.
lihatlah bulan ulangtahun kalian sama, tanggalnya pun berdampingan. aku jauh dan tak ada hubungannya angka tanggalku dengan bahkan salah satu pun dari kalian.
baik, itu bukan hal yang penting. tapi jenis kelamin kita juga beda, aku maksudnya. hari tertentu aku harus duduk di pinggir kolam renang ketika kalian berciprak air. bahkan nanti aku harus menyobek pantatku beberapa kali ketika kalian sunat hanya sekali. baik, bayi tidak keluar dari pantat. tapi kalian tahu maksudku.
sekolah pun aku harus memakai bahan yang tak ada tengahnya, disebut rok katanya. sehingga ketika kalian memanjat pagar atau pohon dengan riang, aku harus menanggung malu karena celana dalamku bisa kelihatan. curang sekali kenapa manusia berjenis kelamin seperti kalian tidak usah memakai bawahan yang celana dalamnya bisa kelihatan.
sekarang kalian boleh main sampai malam. tapi aku selalu dianggap tidak pantas pulang malam. perempuan katanya.
kalian bisa bermain bola, teman-teman kalian asyik sekali. teman-temanku hanya bergumul pada perasaan, kadang bermusuhan, kadang iri, kadang ingin sesuatu secara berlebihan. aku tak menikmati. aku tak mengerti.
sehabis makan juga kalian tidak haram untuk langsung menonton tv lagi. tapi aku harus mencuci piring. bukan, aku bukan pembantu, kita sejajar. apalagi soal kamar. tak jarang aku disuruh merapikan yang punya kalian. aku perempuan katanya.
terlalu banyak hal jika disebutkan tentang perbedaan yang satu itu. tidak, aku tidak merasa spesial. perbandingan jenis kelaminku toh lebih banyak dari kalian. tapi katanya enak jadi perempuan bisa menangis kapan saja. tidak kok, tidak kapan saja, mau coba? lagipula aku tidak ingin menangis. kecuali kemarin saat jatuh dari motor sakit sekali kakiku.
kurasa aku begitu berbeda, kau pintar dia berbakat, aku tak bisa apa-apa. kalian memotivasi. aku cuma bisa dimotivasi.
begitu juga soal memuji. kalian bisa dipuji. aku hanya bisa memuji.
saat aku ingin memakai warna biru dongker juga aku selalu disarankan untuk memilih yang lebih perempuan. terpaksa aku memakai itu merah muda. katanya aku cantik. tapi aku tak peduli. aku hanya ingin sama dengan kalian.

kurasa aku begitu berbeda. kuharap kita ini memang saudara.

kemarin dia bilang apa yang kau bilang. aku tidak bisa begini terus. lalu kau menerangkan apa yang dia terangkan, tentang takdir, tentang tangan Tuhan, segala macam tentang kelapangan, kebijaksanaan.
kurasa aku tak peduli. aku hanya ingin sama dengan kalian.

kurasa aku begitu berbeda.

bocah sekolah

ini bukan kali pertama ku duduki bangku kayu ini. sudah 7 jam kiranya aku disini. nanti malam 7 jamku bisa hasil berapa banyak tulisan dan suara nyanyian. 7 jam disini aku beku. 7 jam disini hanya ada satu rasa dari sekian rasa yang ada. aku bosan. luarbiasa bosan.
mahkluk yang berbelas-belas tahun lebih tua dariku itu berdiri di depan sejak tadi. ia terus berbicara. ia tak pernah mendengarkanku. ia tak terima ide-ide mudaku. aku khawatir dia sebenarnya tidak pintar. itu terasa. amat terasa. kupikir berani-beraninya dia terus berbicara seperti itu. kertasku telah habis dengan coretan-coretan. otakku mati beku.
aku merasa amat merugi. untuk duduk ditempatku ini orangtuaku menghabiskan berapa liter keringat berapa jumlah uang. tidak sedikit. tempatku itu ruang kotak yang mejanya banyak. kursinya banyak. ada gambar presiden. ada gambar wakil presiden. ada garudanya.
helaan nafasku mungkin sanggup menyedot seluruh isi kota. sudah ku bilang aku bosan. luarbiasa bosan.
badanku pergal-pegal. harus terus duduk disini. rebahan sedikit dikiranya melawan.
bukan cuma badanku. batinku juga pegal-pegal. aku tak habis pikir kenapa aku harus bisa integral. sedang tanganku lebih luwes melukis. kenapa temanku harus bisa fisika. sudah dia tak minat dia tak bisa pula. katanya padaku dia sebenarnya ingin jadi wartawan.
semuanya dibuat seragam semuanya dibuat kabur. ini baju yang kupakai warnanya putih. bawahannya abu. mereka menamai ini seragam. benar saja. dari ujung rambut hingga ujung kaki kita ini sama. lucu sekali kalau disejajarkan. sama. sama-sama bosan. sama-sama pegal-pegal. katanya supaya tidak ada kesenjangan. goblok. nyatanya dengan memakai seragam ini kesenjangan di negeri tidak lantas musnah toh. orang kaya yang kaya sekali masih banyak begitu pula yang miskin. jadi kenapa sejak kecil hingga remaja harus disama-samai. mau membiasakan diri dengan homogenitas ceritanya. jelas-jelas negeri ini heterogen.
tapi katanya aku harus bersyukur. banyak yang tidak bisa menikmati bangku sekolah.
tapi haruskah aku ikut membohongi batinku. haruskan aku mematikan otakku.
kalau memang harus, baiklah. demi bapak dan ibu yang berharap banyak. aku akan mengkeraskan hatiku supaya pantatku tetap dikursi. supaya mulutku tetap bungkam tak cari masalah. aku adalah bocah sekolah.

ingin bernyanyi

penat karena jauh dari tuhan ini tidak ada obatnya. ya mendekatlah. tapi bukan sesederhana proses makanan menjadi feces.
lalu bagaimana?
kadang menulis bisa. bisa mengurai penat. sedikit.
lalu apa?
menghela nafas lebih praktis. bisa mengurai penat lebih banyak pula.
tapi penat yang diurai itu bukan berubah menjadi lega. hanya diletakkan pada tempat yang seharusnya saja. penat satu di kotak hati sebelah kanan loker pertama. penat dua di hati agak kanan loker kedua. tak ada dua penat dalam satu loker. hasilnya? kepenatan itu semakin jelas. tidak buruk. kadang butuh juga yang seperti itu. tapi tidak baik juga, tidak membuat merasa lebih baik.
kemarin malam hujan besar. sorenya juga. memang lagi musim hujan. batinku sedang kering, adanya hujan bikin ia sedikit basah. bukan karena sekedar air-air turun dari langit. karena bunyi dan baunya, karena melankoli yang terpercik dari dinginnya. tak sengaja gumamku mengeluarkan nada.

loker pertama sampai kesekianku tiba-tiba kehilangan isinya.
aku mulai bergumam lagi dengan nada yang lebih indah. hingga memejamkan mata saking terasa.
lokerku kosong semua.

aku bernyanyi dengan tulus penatku hilang semua.
tiba-tiba aku merasa mengerti nabi. inilah rasanya diberikan mukjizat oleh yang kuasa.

adik kecil

adik kecil jangan menangis dulu! aku belum sampai ke rumahmu.
tahan lagi sebentar saja itu bulir yang bakal mengalir. tanganku belum sampai untuk memelukmu.
dik! ini pundakku masih kosong. maka jangan dulu menangis, aku bilang aku sebentar lagi sampai.

adik kecilku,
sebenarnya aku tak tahu dimana rumahmu.
jangan marah! aku bilang aku sebentar lagi sampai. sejak kapan aku pernah mengkhianatimu.
sebentar. aku haus. sebentar saja.
adik kecil tunggu aku dulu, jangan dulu menangis.

aku bilang aku sebentar lagi sampai.
lihat ini aku adik, lihat dik. tak ingin adik memelukku erat? atau sekedar jabat tangan?
aku telah sampai pada alamatmu. tak kutanya tukang ojeg tak kutanya supir angkot. mereka semua tak bakal tahu rumahmu. lariku yang mengantarku kesini. sudah bilang tadi aku sempat haus?

oh adik sedang tak ingin berhangat-hangat, tak apa.
sedang apa ini adik kecilku? kok kamarmu berantakan seperti habis kedatangan tamu undangan?
adik tersenyum. ah adik ini memang selalu begitu, kadang aku bingung loh dik.
kalau begitu, ayo mulai cerita. aku sudah siap-siap pakai kuping yang lebar. ini lihat.

oh adik ingin sedikit santai, oke mari bercerita sambil berbaring. adik tahu saja ini kaki sedikit pegal.
ayo, ayo mulai aku sudah tak sabar.

dik?

rupanya adik terlalu lelah, hari ini apa saja kegiatanmu dik?
ah adik tak menjawab tapi aku tahu jawabannya banyak. adik nakal.
malam ini dingin loh dik katanya. dan adik kecilku tidur hanya pakai piyama tipis saja? tidak akan kubiarkan, sini kuselimuti.
iya aku datang terlalu larut dik, maaf. sekarang tidur saja dulu yang nyenyak, aku menginap disini boleh?

cepat sekali adik berganti alam ke alam mimpi, haha aku senang. damai jiwamu dik berarti. kusimpulkan jawabannya boleh saja ya? selamat malam, aku juga mau tidur.
esok pagi kita berbagi.

adiik bangun, sudah pagi loh ini. jangan ketinggalan sama burung-burung itu diluar. mereka terbang, mereka bahagia. ayo dik!
matamu jernih dik, andai saja tak ada kabutnya. seperti awan dik, mendung.

nah, adik kecil sudah tak ingin menangis? ingin bercerita?

benar saja adikku ini bergulir airmatanya. cup cup sini, ada aku dik, sandarkan kepalamu dipundakku.
loh adik lebih ingin lututmu yang jadi sandaran kepalamu? tak apa, sini punggungmu kuusap, kenapa dunia dik?

semakin keras adik menangis.
kenapa aku tak bisa berbuat apa-apa dik? sini, sini peluk aku lagi. tetap hangat, tetap dunia yang jahat.
adik kecil kalau begini adanya berhentilah menangis dulu, aku sudah dirumahmu tapi belum dirumah hatimu. adik bisa lihat aku? adik ini aku berbicara sedari tadi. adik bisa dengar aku? ini tanganku menyentuh kulitmu adik tak bisakah merasa? ini sekarang aku memelukmu tak adakah hangat yang dulu? ini mukamu dikedua tanganku tak adakah senyum yang dulu? ini aku dik apa seperti bukan aku? ini aku dik belumkah adik merasa aman juga? ini aku disisimu tak menjamin dunia akan baik-baik saja tapi bukankah biasanya ada aku lalu adik merasa lebih baik? ini aku dik.

dan adik kecilku beranjak ke kamar mandi. sarapan. bersiap berangkat. aku didiamkan.

adik bercanda?

ini bukan hari minggu

minggu pagi mataku lebam-lebam. bukan habis bertengkar. cuma habis menangis. bukan karena tak ada yang apel. bukan karena hampir mati bosan. karena sebentar lagi senin.
minggu siang aku gemetaran. oh tidak, tidak dingin tidak hujan mendung pun tidak. cuma sedikit ketakutan. besok hari senin.
minggu malam aku mulai demam. kata kakak tidur saja. aku setubuh. benar tidur saja, tidak mau bertemu malamnya senin.
senin pagi aku harus bangun. tidak harus pun aku bangun sendiri. tuhan berkonspirasi dengan senin. pagiku berat seperti senin senin sebelumnya, nafasku harus kuatur dulu sebelum perutku kenyang karena udaranya salah masuk saluran pencernaan, kedipku harus kurapikan daripada mataku tiba-tiba merah karena lupa kapan terakhir kali mengedip. setelah ritual itu berjalan baru aku bisa berdiri dari tempat tidur, kadang ritual diulang dua atau tiga kali karena nafasku tersumbat bulu hidung atau kedipku ternyata terlalu sering. tak lupa telingaku disiapkan untuk mendengar, kalau tidak bunyi air panas yang mendidih itu tak kumatikan apinya sampai rumah habis terbakar.
aku benci senin karena aku benci realitas.
apa tadi aku bilang benci? bukan, aku takut. aku tahu aku pengecut.
akhirnya tiba juga malam. aku tidak ingin cepat pulang. nanti bau seninnya makin terasa.
setelah cukup malam baru aku pulang. tidur. aku tidak ingin terjaga bersama senin.
selasa aku bangun. ototku bilang ini hari selasa, otakku bilang ya sudah relaksasi lah. nafasku teratur dengan sendirinya, kedipku seperti kedip kedip orang normal lainnya. ini adalah hari bahagia. ini adalah bukan hariku lahir bukan hariku membunuhnya. ini adalah hari yang biasa.
rabu kamis jumat adalah hariku menjadi manusia. ini biasa meski terselip dalam benak pertanyaan tentang, inikah bahagia?
diriku tidak bilang ya tidak bilang tidak. ah dia menutup celah buat kecewa.
hari sabtu meski senang jantungku berdetak lebih cepat saat-saat tertentu. saat ingat habis sabtu adalah minggu habis minggu adalah senin.
sabtu malam aku masih tak merasa haram untuk terjaga. meski harus berselang-seling dengan tangis.
mingguku ini seperti minggu minggu sebelumnya. tapi minggu ini hujan dan dingin jadi aku merasa sedikit normal saat gemetaran siang-siang.
helaan nafasku begitu panjang hingga belum juga sempat membuang nafas aku sudah tertidur. begitulah efek pra-senin.
paginya aku bangun tapi merasa agak bukan senin. nafasku biasa.
benar saja kata kakak ini hari minggu. sebegitukah efek senin sampai aku lupa hari? aku tertawa. hari ini hujan lagi.
paginya aku bangun lagi. dan merasa bukan senin lagi. ah kedipku biasa saja. aku lihat kalender di ponsel dan memang ini hari minggu. ya ampun memang kuat sekali itu efek senin. sampai aku dua kali salah! lalu aku tertawa meski menyembul sedikit rasa heran. hari ini terik.

paginya aku masih bangun. firasatku bilang ini bukan senin, lagi.
benar. banyak orang lari pagi dengan santai dan tak tercium sedikit pun bau senin. aku senang tapi aku heran.
kali ini aku hafalkan tanggalan dan bulan serta tahun. besok harus sudah berganti. besok senin, meski.

aku dibangunkan untuk berenang bersama keluarga. senin macam apa ini?
ini bukan senin lagi!
cepat-cepat ambil tanggalan. kemarin tanggal 13 sekarang tanggal 14. benar. tapi harusnya kemarin sabtu sekarang minggu. apa-apaan ini? ah iya mungkin saja memang aku yang salah.

jendela terang, suara tukang roti. hari apa ini?
keponakanku membangunkanku untuk mengajak jalan-jalan. hari apa ini?
sahabatku pagi-pagi menelpon mengajakku keluar makan siang. hari apa ini?
kakak masih tidur semua masih tidur. pagi apa ini?

semua jawabnya minggu.
tidak mungkin!
besok akan kuperingatkan semuanya. kita harus bekerja, kita harus sekolah, kita harus beraktivitas. aku mulai khawatir.
aku bangun. ini minggu lagi. aku beritahu semua keluargaku. mereka tertawa.
aku beritahu teman-temanku. mereka tak kalah tertawa juga.
aku beritahu kakakku. malah ditanya sedang kenapa.
aku beritahu tukang becak. dia tak menggubris.
aku beritahu tukang nasi kuning. dia bilang mau pesan berapa bungkus
aku beritahu alam. mereka selalu diam, tapi yang diam benar-benar. buat apa. lalu aku berteriak-teriak sambil menunjukkan bukti. ibuku bilang apa-apaan.

hidupku sekarang adanya untuk meluruskan. INI BUKAN HARI MINGGU.
sepertinya aku lupa apa kabar efek senin itu

restu

ini malam bukan malam yang biasanya. aku biasa, tapi ibu tak biasa. ia masih terjaga.
akhirnya aku berani bertanya mengapa. sakit juga ini ada tembok tak terlihat yang selalu tegak membatasi aku dan dia.
jawabnya karena dia sedang memikirkan aku.
aku terperangah. apa yang harus dia pikirkan tentang aku? aku tak usahlah dibangunkan atau dibuatkan sarapan nanti pagi. bukannya sudah tidak begitu sejak lama? tak pula aku diingatkan untuk belajar, rasanya malu sama badan, besar. juga tak pula disuruh pulang. aku memang selalu pulang?
cita-citaku.
cita-citaku katanya yang membuat dia kini tak tidur lantas berpikir.
bukannya cukup aku pergi dari peluknya untuk menyambut keinginanku kini. katanya
bukannya cukup aku lelah setiap pulang tanpa tahu berbuat apa aku diluar rumah. katanya
bukannya cukup aku bersama dunia luar di tahun ketiga ini. katanya

oh. itu rupanya
tak ada kata terucap yang ada hanya kegiatan mengingat.
ya. bahkan aku lebih ingat tanggal rapat daripada ulangtahun dirinya.
mulutku lancar berbicara tentang program kerja daripada ketika berhadapan dengan dirinya.

cita-citaku katanya.
takut aku miskin.
takut aku tak terjangkau lagi.
takut aku tak pernah kembali lagi.

masih tak ada kata terucap yang ada hanya kegiatan berpikir.
aku sendiri tak takut.
miskin? apa sekarang kita kaya, ibu.
apa sekarang aku terjangkau? apa aku pernah tidak kembali?

ini anakmu hanya ingin menjadi salahsatu lilin di lorong gelap bangsa, ibu.

lalu kini ibu menatapku. inginnya aku pergi ke kamar lalu pura-pura tidur. aku luarbiasa risih. aku tidak biasa ditatap. aku tidak biasa ditatap ibu.
lalu dia memegang tanganku. keringat dinginku keluar.
tangan ini dulu kecil sekali. kulit ini dulu dimandikan saja tidak bisa, harus pakai minyak kelapa. kulit ini dulu putih. suara ini dulu sering memanggil namanya.
empat kalimat itu menyerang batinku sungguh.
tapi lihat, tangan ini kini memegang sesuatu dengan teguh. sudah berjabat tangan dengan siapa saja aku? kulit ini sering terbakar dan tidak ada yang lecet. suaraku menyuarakan kebaikan?
dia berkata sekaligus bertanya.

aku merasa kecil.
siapa bilang aku tidak pernah rindu bercanda sambil menatap matanya?
siapa bilang aku tidak pernah rindu memeluk sampai tercium bau tubuhnya?
siapa bilang aku tidak ingin bersembunyi dibawah ketiaknya ketika dunia ini terasa sungguh tidak adil?

yang kulakukan hanya satu, menahan.
yang sedang dia lakukan pun satu, bertahan.

aku mohon restumu, ibu.

setelah itu malam menjadi biasa.
aku pasrah pada air mata saat dia sudah tidak terjaga.

efusif

tolong jangan lagi jadi manusia mikrothermal.

kamu tidak tembus dengan performa prima kata-kata, apalagi dengan yang biasa-biasa.
aku ini menunggu natalitasmu kembali. aku ini sedang berusaha memahami prosesmu, aku ini tidak biasa memahami dan kini harus.
untuk apa lagi kalau bukan untuk melihat uratmu yang jadi kendor dan ototmu yang relaksasi. kini tidak begitu. aku khawatir.
aku khawatir yang kutunggu hanyalah kematian pelan-pelan.
jangan kira aku tidak punya urusan. realitas memelukku dan kami saling berpelukkan memang.
tapi apa gunanya realitasku jika duniamu legam begitu.
kamu bilang ini hanya epirogenesa positif. ini absolut negatif!
bukan kamu yang luluh jadi ekspektasiku terlihat berlebihan tapi sebaliknya.
kesedihanmu bahkan lakolit. menyembul di pandangan matamu, makanya coba bercermin bukan berkaca.
tidak, kamu tidak sakit jiwa. dunia ini yang sakit. jangan pernah ragu akan itu.
kerak di dalam itu jangan dijadikan legam juga, ia punya warna sendiri.

kalau mau kembali ke tanah beri tahu aku. aku akan membantu. aku akan berhenti menunggu.

20091120

20091110

oh ini nyata!
butuh sifat melankolis untuk menulis, bagi saya.
dan sekarang saya melankolis-koleris
hahaha mampus deh komputer udah didalem kamar lagi.

20091107

nanny 911

nonton bareng si mamah, wets 'tumben moment' tuh haha
mamah: "alhamdulilaah anak mamah mah ga ada yang kaya gitu waktu kecilnya"
saya: "haha"
mamah: "aduh tapi ada kecuali nya satu"
saya: "apa?"
mamah: "kalo udah menyangkut mandi, uh susaah pisan apalagi kamu"

hihihi itu mah sampe sekarang mah. ;)

orang Tuhan yang bikin

habis sembahyang alam bawah sadarku lah yang berdoa
pertama dia selalu melantunkan doa untuk kedua orangtua. yang selain habis sembahyang, aku tak ingat kalimatnya.
waliwalidaya. eh, aku ingat. setelah beberapa lama mengingat-ingat.
entah karena alam bawah sadarku bilang aku sangat masih bergantung pada mereka jadi doakanlah mereka, atau karena kalimat doanya menarik dan dihafal sejak balita.
kedua aku selalu melantunkan doa keselamatan untuk diri sendiri. alam bawah sadarku bilang, kalau kamu tidak selamat, tentu kamulah yang butuh ditolong. iya benar juga. repot jadinya kalau aku yang butuh ditolong. aku ini kan gengsian. aku geli saat alam bawah sadarku selalu jujur.
ketiga aku selalu melantunkan tentang apa saja yang menjadi kesusahan saat itu. saat kelas dua sd sehabis sembahyang aku selalu berdoa minta sepeda. lalu punyalah aku sepeda. semakin besar aku selalu berdoa tentang segala sesuatu. paling sering tentang diberikan kesabaran. aku tak habis pikir bagaimana kalau Tuhan tidak mengabulkan yang tentang kesabaran itu. waktu kecil kan tantrumku jelek sekali. mengamuk-ngamuk saja sering. nyengir aku sekarang kalau ada saudara atau kerabat yang menyindir tentang itu. dalihku, karena aku terlalu pintar, aku ini kan anak prematur, atau apa sajalah yang mengandung unsur candaan. pernah juga aku berdoa meminta pintar. pintar kok diminta, begitu lama-lama pikirku. lalu aku berhenti berdoa tentang pintar tapi rupanya Tuhan beri juga sarinya sedikit. lalu ada kalanya aku takut. tangan Tuhan terlalu banyak! pikirku. karena Ia tak pernah memberi semuanya secara langsung. Tuhan selalu menyuruh! karena Tuhan tangannya banyak imajiku langsing menyala, dan sosok yang menyeramkan yang jadi outputnya. tapi ayahku bilang tidak boleh membayangkan wujud Tuhan, otak kita ini terlalu kecil untuk itu, biar batinmu yang bicara, otakmu pita suaranya. lalu aku menurut saja dan mulai berdoa lagi pada Tuhan. karena sudah tidak takut lagi malah merasa nyaman. padahal hanya perasaan saja aku ini sedang dekat denganNya atau tidak, kenyataannya aku tidak tahu benar. petang ini aku baru saja sembahyang dan berdoa tentang kesehatan (luar-dalam), ya Tuhan, sakit itu luarbiasa. sakit itu rasa yang paling kukagumi jujur saja. menyenangkan punya zat yang bisa dimintai begitu saja, bisa menjadi tempat mengadu dan menangis sesenggukan tanpa merasa malu. iya aku kan gengsian.
keempat aku selalu menambah embel-embel, pada semua yang Kau berkati juga, Tuhan. jadi aku pikir kalau aku berdoa minta sepeda, orang-orang yang Tuhan berkati juga harus diberikan sepeda. juga tentang kesabaran dan kesehatan itu. aku mau semuanya merasa baik juga. tapi aku tidak pernah berdoa agar semua menjadi gengsian kok tenang saja.
sehabis itu aku selesai dan menghadap kegiatan lain, aku tidak mau berdoa terlalu banyak. jadi omong kosong rasanya. karena aku belum bisa sempurna dalam beribadah. jadi aku hanya meminta yang benar-benar aku butuhkan atau kadang yang benar-benar aku inginkan. meski sebenarnya mungkin aku bisa minta apa saja. karena tuhan itu Maha-Maha, kan.

habis berdoa alam sadarku lah yang ambil alih.
bagus ya hidup ini. jelaslah, orang Tuhan yang bikin.

justru saat itu

ditanganku masih belum buku pelajaran. hanya secarik kertas dan pulpen atau sebuah buku, novel.
diotakku belum nilai-nilai rapot atau passing grade kuliah. hanya lintasan ide-ide dalam lajur cepat.
malamku aku bangun juga tengah malam. bukan dengan soal-soal latihan. hanya dengan huruf-huruf yang coba kurangkai.
pagiku aku jelas mengantuk.
dalam tidurku dimeja kelas, mimpiku bukan tentang senangnya mengerjakan soal dengan baik. hanya tentang leganya menyelesaikan bait terakhir huruf yang pernah coba dirangkai.
mataku bukannya melihat betapa banyak saingan di depan mata. hanya melihat betapa bertebarannya itu inspirasi yang bisa dimasukkan saku baju.

aku menderita.
bisikan-bisikan untuk fokus itu ada dimana-mana. sayang, katanya.
sayang kok bikin menderita.
katanya hidup butuh pengorbanan. katanya aku harus menjadi sukses.
tahu apa mereka tentang pengorbanan?
tahu apa mereka tentang aku?

memang ada juga kepinginan jadi seorang akademisi. kelihatannya sibuk, banyak menulis, banyak berpikir, banyak membaca. menyenangkan?
iya, kelihatannya. daripada lulus lantas luntang lantung?
aku ini kan cepat bosan.

beruntunglah mereka, aku masih ada kepingin. jadi adalah semenit untuk belajar apa yang dimaui mereka, dimaui institusi kependidikan.
tapi bukan yang menyerahkan seluruh hidup pada apa yang dimaui itu. kasihan pada yang amat kepingin. nanti aku mengambil jatahnya. adil itu kan dibikin sama sendiri juga.

ah tapi ada satu hal utama yang menjadikanku amat menderita.
yaitu aku sayang mereka.
meski aku ini egois tapi apa dayaku pada yang namanya sayang. jadi lantas tangan itu akan kuganti jadi memegang buku pelajaran. dan malamku dengan soal latihan. tapi maaf tidak untuk lintasan ide-ide, mimpi dalam tidur, dan pandangan mataku. eh, sudah bilang kan aku ini egois?

ah
mereka juga yang bakal sedih. saat nanti mereka memberi selamat dan tertawa-tawa karena dimata mereka aku sukses, padahal saat itulah aku perlahan mati.

20091102

ayo

oh my
ayo!
ayo mulai!
ayo mulai belajar!
ayo mulai belajar besama!
ayo mulai belajar bersama demi mencapai cita-cita!
ayo membuat cita-cita bersama.

kisah biasa

sebelum kamu ada, saya masih bisa tertawa
hanya saja saat kamu datang
saya tertawa lebar
dan kamu pergi?
saya masih bisa tertawa.
sebelum kamu ada, saya memang kurang suka bercita
hanya saja saat kamu datang
kamu kasih saya wadah penampung cerita
dan kamu pergi?
ya saya memang tidak butuh cerita.
sebelum kamu ada, saya dingin dan pemendam
hanya saja saat kamu datang
saya mencair dan agak mengeluarkan
dan kamu pergi?
saya membeku dan menutup.
ini hanyalah kisah biasa.

20091025

aku adalah kering

aku adalah kering.
hidupku adalah kekeringan. air mataku adalah debu.
senyumku retak-retak. mimpiku tak ada air.
setiap langkahku tak ada itu sedu sedan
sedihku adalah pasir-pasir terbawa angin
kecewaku hanyalah terik matahari

aku adalah kemarau panjang.
rinduku ada pada salju yang dingin, air yang mengalir
malamku mengangan tanah yang basah

katanya jiwaku ingin dibasuh

sst.
ia adalah bekas laut yang mengerak.

nama

kenapa menamaiku tegar?
aku ingin seperti namaku
tapi aku pincang.
aku bertahan
nama bilang tidak cukup

kenapa menamaiku damai?
aku ingin seperti namaku.
aku diam
nama bilang bukan

kenapa menamaiku awan?
aku berdiri
nama bilang belum

kenapa menamaiku guntur?
aku bahkan tak punya daya.
aku terang
nama bilang tapi

aku tak ingin dengar bukan, belum, tapi itu.
kenapa menamaiku?

jangan sungkan-sungkan

jangan ada memendam lagi, tolong.
itu mata biarkanlah sembab. tangismu kupeluk.
cicipilah ini rasa lega

harus kubawakan bebek-bebekan karet yang ketika kau pencet berbumyi 'ngek' itu kah agar kamu tertawa lagi?
atau hanya segelas air putih?
atau tak usah bawa apa-apa?
atau kamu lagi tidak mau tertawa?
atau kamu memang tidak mau tertawa lagi?

bau lembab ini, bagaimana bisa tidak membuatmu alergi.
datang sini ketempatku. tak ada lah lembab itu.

kenapa tidak dari dulu bilang bahwa kau tidak baik-baik saja?
kenapa dari dulu kau suka tak bilang apa yang sedang kamu rasakan?

oh, tolong.
jangan sungkan-sungkan.

setengah

aku dan kamu adalah pelangi. harmoni. belum setengah hidupku aku mengenalmu. tapi ini jiwa, ini raga. menagihmu.
kepahitan ini kamu taburi gula-gula. geli. aku geli. aku bahagia.
aku dan kamu adalah angin sepoi yang menyejukan. tanpa kamu aku angin ribut. badai catrina. tanpa aku kamu udara.
sedihku ini makanan sehari-harimu. kamu tidak perlu makan sekarang. aku sudah tidak sedih lagi. ada kamu.
sebenarnya memang tidak pernah kamu perlu makan itu.
aku dan kamu adalah rangkaian bunga yang mewangi. kamu adalah wangi. kamu adalah rangkaian. aku sekuntum bunga.
aku harap kamu tidak pernah pergi. ini jiwa menagihmu, sungguh. kamu tak mau seperti memiliki utang, kan?
sebenarnya memang tak pernah kamu miliki utang itu.
aku salah kamu memaafkan. kamu salah aku seringkali tak rasa. kamu lelah sayang?
kemarin kamu mengiyakan itu. aku hanya bilang istirahatlah. istirahatlah dari aku, kalau kamu mau.
ternyata kamu tidak pernah butuh istirahat itu. lelah datang ke tubuhmu. bukan jiwamu.
kamu bilang bagimu aku bukanlah badai, angin ribut, bukan hanya sekuntum bunga, bukannya tak rasa.
aku hanyalah, apa ya? setengah. aku setengah katamu. lalu kamu meminta izin untuk melengkapi potongan itu. untuk menjadi aku yang satu. sejak saat itu kamu sering sekali memakai kata kita. kita mau kemana, kita bagaimana. tidak lagi aku, atau kamu.
aku bahagia.

kemarin kamu bertanya
maukah aku mendiskusikan nama anak kamu
maukah aku merawat uban bersama kamu nanti
maukah aku memandikan mayat kamu ketika kamu nanti mati

aku bilang
ubanku tidak akan terlihat, aku memakai jilbab
aku bilang
boleh
aku bilang
aku tidak mau kamu mati.

kamu tertawa. dan bilang kita pasti mati. aku, kamu, mati.


hari ini tangisku habis. di meja kita. di meja biasa kita berbicara.
hari ini ragaku benar menggigil.
jiwaku menagihmu.

sebelum kita punya anak
sebelum uban tumbuh dikepala
sebelum aku bisa memandikan jenazahmu
kamu mati. ragamu kaku. tangisku pilu.
coba katakan kita lagi
sayang coba tertawa lagi

tak ada pelangi itu, ada hanya awan kelabu
tak ada angin sepoi itu. tak ada rangkaian bunga yang mewangi. tak ada geli.
yang ada hanya, apa ya? setengah.

benar kini. aku benar-benar setengah.


di dalam mimpiku kamu datang. bukan ini yang kamu mau katamu. tapi ini yang terbaik. sejak saat itu aku tak paham apa itu kata baik.
kamu meyakinkan aku untuk tetap hidup
kamu memberitahuku ada seseorang yang pasti datang.
seseorang yang membuatku jadi dua.
rupanya kamu yang sadar.
katamu
satu hanyalah rapuh. satu lemah.
jadilah dua, sayang.
jadilah dua nanti. bersama seseorang yang pasti datang itu.


lalu dalam kegelisahan, kesedihan, dan kehilangan itu
aku terbangun.

satu saja rapuh katamu.

kini aku setengah, sayang.

20091011

setidaknya

setidaknya masih ada ini mulut bagiku
meski dia yang tidak selalu berpihak padaku
mulut ini bukan yang merah merona
bukan yang selalu berkata kemanisan
tapi ini ada untukku. bertahan membagi gagasan.

setidaknya masih ada mata ini bagiku
meski air yang diteteskannya hanya rasa tawar
mata ini yang kerap turut membagi kisahku
sesama orang-orang yang mengerti bahasa mata

setidaknya masih menempel ini kulit pada dagingnya
daging pada tulangnya
serta kuku pada jari-jari

setidaknya masih berlubang ini hidung
meski polusi yang dihirupnya hanyalah menyesakkan dada
tidak mancung
tapi ini sempurna

setidaknya masih menempel ini kulit pada dagingnya
bukan yang untuk dinikmati lewat pandangan
tapi untuk merasakan lembutnya hujan, dinginnya malam, dan menyentuh hangatmu.

20090927

sakit, gigi.

oh ibu aku sakit gigi.
aku sakit.
gigi.

ingin aku bubur itu, mak.
atau usapan di pipi yang bengkak ini.
atau suara darimu, 'sedang kenapa kamu ini nak?'
bukan ibu, aku bukan kebanyakan menghembus balon. atau berkelahi dihantam kepalan tangan. tidak sejenaka itu hidupku bu. tidak sekeras itu pula. belum.
ingin aku sereal itu, mak.
dengan sedotan disaji hangat-hangat. di gelas donal bebekku yang dulu itu, bunda.
atau sekedar memo ditempel di kulkas.
berisi letak makanan bayi atau bubur instant yang nanti bisa ku masak sendiri.
atau pesan singkat di telepon genggamku. kata-kata sesederhana, 'cepat sembuh'.
sudah cukup besar kini aku bu. sudah pantas memiliki ponsel.

ini nyeri bu.
gigi.
bisakah ibu alihkan nyeri ini pada dongeng tiga babi kecil mu itu?
atau dengan dentingan piano mu yang merdu?
atau pada permainan-permainan mengasah otakku yang bunda bilang supaya aku nanti pintar itu?
pada kotak ajaibku, yang isinya hanya kerang-kerang laut dari pasir putih kita?
atau semuanya tidak akan mempan ya, mak.
ini terlalu nyeri.
gigi.

ibu aku pening sekali.

jadi wajarlah jika aku ingin sesuatu yang terlalu tinggi untuk kudapati. hanya tiga patah kata tua.
dua, 'sayang ibu'.
untuk ku ucapkan berhadapan denganmu.
satu,
hadirmu.

aku sakit gigi.
bunda.

orang kaya

pada hari apa ya beberapa hari setelah lebaran.saya beli sepatu baru, tempat minum baru, belanja.tidak hey, tidak lebih dari seratus ribu, hari ini. ya mungkin ditambah yang kemarin-kemarin lebih lah. tapi tidak sampai pada angka setengah juta pun. ah jauh.
pada saat pulang ke rumah kakak perempuanku bilang,
ade! kamu dari kemarin beli-beli aja. habis berapa? kita ini bukan ORANG KAYA.


hahaha iyaaa aku tau teh.
ngga usah dipertegas deh.
:D

lalu terbesit lah tentang tahun depan saya akan kuliah.
heup. merinding disko. bisa tidak ya?
bisa tidak ya otak dan kemampuan ini?
bisa tidak ya finansialnya?
bisa ya bisa tidak. Allah Maha segalanya. Maha Tahu, maha tempe. eh astagfirulohalazim. :B

lalu terbesit pula tentang kata ORANG KAYA yang tadi tehney sebutin.
apakah menjadi orang kaya itu bisa bahagia?
apakah kebahagiaan berbanding lurus dengan kekayaan?
saya yang sejak zaman krisis(baca:1998) menjadi orang yang pas-pasan, berpikir dengan segala keterbatasannya.

untuk kakak laki-laki saya mungkin jelas iya jawabannya.
fokusnya sehari-hari ialah pada motor yang lebih bagus dari hari ke hari, pada sepeda yang seharga mobil, pada mobil yang seharga rumah, pada rumah yang seharga langit, pada gaya hidup serbanyaman, pada gadget yang tak pernah ada ujungnya, pada teman-temannya yang biaya pemeliharaan anjingnya lebih mahal daripada menghidupi seorang saya.
terkadang mendengarnya saja saya lelah. lelah karena hanya mendengar. bukan merasakan.
untuk sebagian orang lain juga mungkin jawabannya iya.
untuk saya? saya akan bilang iya juga.

sekarang pertanyaannya adalah, yang seperti apa orang bisa disebut orang kaya?
disini mungkin letak perbedaannya. tentang arti kaya-miskin seseorang.
beruntung saya ada dilingkungan yang heterogen mengenai status sosial. suatu saat bisa sangat merasa beruntunglah saya, punya kasur, bisa tidur berbaring, sekolah, berinteraksi dengan teknologi meski tidak terlalu canggih, memiliki kebebasan sebagai seorang remaja, berorganisasi, pergi main. tapi pada saat yang lainnya bisa juga saya merasa ada dibawah. tidak memiliki supir kesana-kesini, tidak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan sekunder apalagi tersier, harus memikirkan tentang uang, tentang bertahan agar tetap makan, tentang kesedihan melihat permasalahan finansial yang selalu berputar-putar seperti lingkaran setan, tentang sekedar keinginan untuk membeli sebuah buku saja, hey sebuah buku.
tapi kalau sejenak saya berhenti. bukan itu, bukan. bukan menumbuhkan rasa alergi pada kenyamanan, bukan menjauhkan diri dari yang berbau penghiburan, bukan memaksakan merasa cukup dalam segala kekurangan. bukan itu caranya untuk bisa merasa bahagia. itu saya lakukan dan hasilnya adalah kemunafikan. kebohongan belaka.
apakah anda bisa bilang tidak apa-apa saat sakit gigi menyerang?
bisa. tapi apakah itu berpengaruh pada sakitnya? sakit tetaplah sakit. tetap akan terasa. tetap ingin sembuh.
begitu juga ketika saya bilang tidak suka memiliki kenyamanan karena itu hanyalah kemewahan belaka. apa yang bisa saya bilang saat saya mencicipinya? masih tidak suka. tapi dalam lubuk hati ada sesuatu yang terpuaskan. masih bisa bilang tidak suka karena belum biasa.
itulah kesalahan fatal yang telah saya lakukan selama ini. menutupi kebenaran. kebenaran bahwa manusia memiliki nafsu. sungguh saya ini pun juga manusia.
NAFSU. KAYA. BAHAGIA.
tiga kata macam apa itu?
manusia memiliki nafsu untuk menjadi kaya karena ingin bahagia. bukan bukan.
kaya memiliki bahagia dan manusia memiliki nafsu. eh bukan..
nafsu untuk bahagia adalah kekayaan.
ya, itu, ITU yang kini saya jalani dalam kehidupan
menyedihkan sekali seorang manusia yang tidak memiliki nafsu untuk bahagia.
menyedihkan juga orang yang memiliki nafsu untuk bahagia, tapi di dunia saja.
jadi? oh saya suka kenyamanan. saya ingin berkecukupan, saya butuh juga hiburan. kenyamanan macam apa? yang memberikan saya kebahagiaan di akhirat nanti.
berkecukupan apa? mapan hati.
hiburan apa? hiburan untuk tertawa di surga nanti.
jangan lupa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sekitarnya.
hahaha
nikmatnya punya akal.

eh.
tehneeey, hey kita ini ORANG KAYA!


*tetep aja jadinya konotasi yaa. haha

kamu-aku

kamu bisa jadi sangat posesif.
ketika aku luput dari keterbukaanku dengan kembali pada kebungkaman.
meski kamu yang kemarin tidak begitu.
kamu yang kemarin adalah yang menyajikanku kudapan penghibur jiwa dan hidangan sederhana bersaus kehangatan.
meski kamu yang kemarin tidak begitu, aku hanya ingin kamu yang sekarang.
kamu yang sekarang bisa jadi kamu yang kemarin di esok pagi atau kamu esok pagi di kemarin hari. tapi aku hanya ingin kamu yang sekarang.
aku tidak berkamu-aku dengan masa lalumu. aku peduli pada masa depanmu. maka aku ingin dengan kamu yang sekarang.
bergayung sambut dengan hidup yang kian menjadi ringkih. indahnya saling mengerti, bukan?

susu rasa kopi

iya.
aku tidak lelah menanti kabar baik yang terucap dari mulut mungilmu. aku tidak lelah menanti hal manis dari mulut maskulinnya. aku tidak akan pernah lelah menanti kata nyata indah dari yang dialaminya kemarin sore atau hari kemarin lusa.
aku rindu semua hal itu.
bukan, bukan mulut mungilmu atau mulut maskulinnya.
tapi kabar baik serta hal manis yang dapat membuatku begitu berenergi dalam menjalani kehidupan. aku sudah lama tidak berenergi, enerjik, bukan yang artifisial.
terakhir kali aku tersenyum sesudah mendengar kabar darimu adalah pada saat aku akan mengantarkan kabar baik bagimu, baginya.
sesudah itu kita sama-sama menanti. sama-sama rindu.
atau tidak sama-sama?

susu rasa kopi.
sekarang aku bergantung pada sumber energi yang bisa habis dipertokoan.
aku suka susu. kecuali yang rasa madu.
aku suka kopi. tapi tidak bisa meminumnya. kecuali ingin vertigo.
jadi aku beli susu rasa kopi. pertama aku beli satu, lalu dua, lalu setengah lusin, selusin. sekarang aku punya stoknya dua kardus. aku merasa tak aman jika melihat stok susuku sedikit lagi.
dalam penantianku menanti kabar baikmu dan hal manis darinya.
aku bersama susu rasa kopi.

iya.
aku tidak bosan menunggu.
selama masih sanggup kuminum susu rasa kopi itu.

20090923

so don't give up :)

No father figure in the house
And i'm wondering how
I'm gonna work it out
Oh
My friends keep on telling me
How i don't need that man
But they don't really understand

There's far
Too many pressures in reality
With dealing with the pain
The stress and poverty
And i gotta be myself because
There's nobody else for me

(Hang in there with me)
Sometimes it takes
A different kind of love
To raise a child
(So don't give up)
So don't give up
(When pressures come down)
Sometimes it takes
A different kind of dream
To make you smile
(So raise it up)
So raise
(Hang in there with me)
Sometimes we need
Another helping hand
To show the way
(So don't give up)
So don't give up
(When pressures come down)
Sometimes it seems impossible
And that's why we pray
(So raise it up)
We pray

Seems to be
Nothing left for me
Momma's gone
Daddy didn't wanna be
And now i'm all by myself
Wondering where is love
Or should i just give up

Life falls down on me
Cuts into my soul
But i know i got the strength
To make it through it all
Cause i'm still standing tall
Breaking through these walls
I'm gonna give my all

Feeling like
A motherless child
Pain cuts into my soul
It's bringing me down
Can't find my smile
On the face
Of a motherless child
I'm gonna break
Down these walls
Gonna give my all


(Hang in there with me)
Sometimes it takes
A different kind of love
To raise a child
(So don't give up)
So don't give up
(When pressures come down)
Sometimes it takes
A different kind of dream
To make you smile
(So raise it up)
So raise it up
(Hang in there with me)
Sometimes we need
Another helping hand
To show you the way
(So don't give up)
(When pressures come down)
Sometimes it seems impossible
That's why we pray
So raise it up !

jamia simone nash and impact repertory theatre - raise it up

20090912

see saw seen

pernah bertemu orang yang sedang bersedih. lalu menangis sampai bolamatanya keluar!

dan dia menjadi lebih bersedih dari sebelumnya.
karena sesuatu yang dia sebabkan sendiri.


saya?
menaruh rapat-rapat kedua bolamata itu di tabung steril. siapa tahu dia ingin melihat matanya lagi.

eh, melihat?

it's a lil bit amuse

dasar maya. dunia.
jaraaaang sekali saya mengisahkan tentang diri sendiri di dunia maya, kecuali itu menghibur atau berguna. ehm. jadi, kalo ke dunia maya apa sih kerjaannya?
fiirst, entah reflek atau gimana, yang dikunjungi adalah situs yang memuat orang-orang terdekat. sekedar liat blognya, status facebooknya, notesnya, apanya lah. untuk keep-in-touch dan ingiin sekali mengetahui keadaannya.
meski kadang ga update, tapi ya lumayanlah.
kadang merasa seperti mata-mata. woow. terlalu keren.
and secoond. saya jaraaaaang sekali meninggalkan jejak disana. buat apa?
jadi setuju kan kalau saya orang yang perhatian?
haha

20090910

"ke tukang pijit yuu"
jika anda menemukan saya tergelepar di lantai atau di atas trotoar, bawa saya ke tukang pijit. jangan panggil ambulan atau bawa ke rumah sakit. bawa saya ke tukang pijit!
kan ku buktikan kumampu penuhi maumu.
noktah merah perkawinan telah menghancurkan mahligai cinta dan juga buah hati kita...

20090830

beri tahu aku.

daun-daun sunyi ini berguguran dari ranting yang basah
mereka gugur dimusim penghujan
musim penghujan yang dingin.
aku yang menyaksikan semuanya kini berlari dan ingin menyendiri dulu.

mengapa pada saat aku ingin bermain dunia menyingkapkan tangannya?
sedang pada saat aku ingin beristirahat dia mendorongku untuk tetap berdiri.

dan pada saat aku senang dunia berbalik berlawanan arah?
sedang pada saat sedih dia menampakkan wajahnya padahal aku sedang tak ingin bersama siapa-siapa.

beri saja aku sedikit harmoni dan setetes deretan huruf-huruf.
tidak, aku tidak akan menganggu siapa pun. baik semut merah apalagi kamu.
aku akan tetap makan. pagi siang malam.

atau tidak pun, aku tidak pernah tahu apa yang terjadi.
apa yang kamu mengerti adalah aku tidak mengerti.

tak perlulah semua sesak kamu yang tanggung.
atau semua sakit dia yang pikul.
bukan anak kecil lagi aku.
tapi beri tahu aku kalau daun sunyi itu berguguran dan musim penghujan itu dingin.
aku ingin tahu dari kamu. bukan dia.

alunan rusak

aku ingin membahasakan nalar ini dengan indah. meski yang disampaikannya pesan kehancuran atau tantrum kemarahan.
ingin sekali aku berada di dekatnya, menjadi bagian darinya, menggetarkan harmoni hidup berbarengan dan menjadi yang ditanyakan olehnya.
tapi aku takut merusaknya.
aku takut merusak hari-harinya.
seperti alunan piano yang sempurna. aku takut menjadikannya alunan yang biasa saja.
seperti alunan-alunan lama.
yang rusak teronggok pergi sudah tuannya.

si punggung malam

pada nyanyian punggung malam di kemarin hari,
aku tersadar.
bahwa aku tak pantas untuk bersedih.
aku tak pernah punya alasan mengapa.
membasahi bantal.
meringkuk lemas.

akan tubuh yang sempurna ini. kulit yang halus.
akan keutuhan. kematangan akal.
kesederhanaan.

aku selalu punya alasan mengapa.
senyum simpul.
helaan nafas. tarian keikhlasan.

dan soal sesak itu,
aku tak peduli lagi.

hanya ingin belajar itu tarian, diiringi nyanyian si punggung malam.

20090818

bip bip bip bipbipbipbipbip bip bip bip
saat detektor kerusakan memeriksa seluruh tubuh.

20090811

Kartipah

pesawat kapal udara

bisa terbang tinggi katanya,
Kartipah dulu ingin terbang tinggi, melihat pesawat sedang terbang matanya tak berkedip, tak bisa berhenti memandang, menerawang.
Kartipah bukan gadis kampung biasa, dirinya molek, tubuhnya indah, wajahnya sempurna. Wanginya semerbak, bukan menyengat. Tutur kata khas ningrat. Kebiasaannya memendam dan tersenyum. Kemasannya seperti gadis kota, isinya gadis kampung lugu yang pintar. Bukan tipe dibodohi, bukan yang dicurangi lalu diguna-gunai.
Pada waktunya Kartipah remaja beranjak dewasa, lelaki yang mendekatinya banyak yang menyodori cinta, bukan cinta monyet tapi cinta sepanjang masa, seumur hidup katanya, sehidup semati mereka bilang. Tapi Kartipah tak pernah melanjutkan hubungan dengan satupun lelaki yang menyodorkan diri, Kartipah memonyetkan cinta mereka, apa daya, para lelaki datang dan pergi tak dapat memaksakan hendak.
Remaja Kartipah benar-benar diujung tanduk, Kartipah beranjak dewasa, matang, tak sedikit teman-temannya sudah bersama lelaki, lelaki yang sehidup semati katanya. Bukan masalah besar, tak sedikit juga teman-temannya yang masih mencari calon, calon seumur hidup mereka bilang. Kartipah memang banyak temannya.
Satu-satunya yang menemukan kejanggalan hanyalah Isam, Isam temannya Kartipah, yang paling dekat, yang tahu Kartipah dari bayi merah, yang menjalani masa ingusan bersama, adalah tetangga, adalah saudara, satu-satunya lelaki yang pernah mandi bersama tapi tidak menimbulkan dosa. Lelaki yang menyodorkan cinta pada Kartipah tidaklah jelek, atau miskin, atau tidak beradab, atau berbeda agama, tapi Kartipah tidak ingin dengan mereka. Begitu dia bilang. Kenal barang sebulan dua bulan lalu jauh lagi, selalu begitu. Apa yang salah, siapa yang salah. Isam tidak tahu, dia hanya penasaran diam-diam. Kartipah hidup saja dengan normal, paling beberapa menit dari harinya yang membuat dia agak tidak normal, memandangi pesawat terbang, menerawang ke awan.
Dewasa Kartipah sudah berjalan lama, tinggal beberapa temannya yang masih mencari calon, temannya yang memang jauh dibawah Kartipah jika dibandingkan, baik fisik, isi, ataupun keadaan.
Isam masih penasaran namun tidak juga mendapat jawaban. Lelaki seperti apa yang diinginkan temannya, apa yang jelek, miskin, dan bertolak belakang dengan lelaki yang selama ini menyodorkan cintanya?
Isam merasa menemukan sedikit jawaban. Isam lelaki. Bukan cuma penasarannya saja yang diam-diam, perasaannya juga dia simpan diam-diam. Isam mempersiapkan diri untuk melamar Kartipah pada suatu hari. Isam pikir dia sudah cukup dekat dengan Kartipah, lebih dari cukup.
Hari itu datang, malam harinya Isam termenung, tercenung. Tak menyangka dia mendapat penolakan, meski halus tetap saja penolakan. Beberapa hari kemudian Isam bangkit lagi, meneruskan hidupnya, menjalani pencariannya. Baiklah jika memang bukan Kartipah, dia pikir.
Kartipah masih disana, perawan molek yang entah menunggu apa, hanya dia dan Tuhan yang tahu. Orangtua Kartipah mulai risih, ada apa dengan anaknya ini, orangtua sayang anaknya, membiarkan pilihan jatuh pada Kartipah, tak ingin menggangu jalan hidupnya, hanya ingin Kartipah bahagia, meski jadi perawan tua atau apa, pilihan benar-benar jatuh pada Kartipah, sepenuhnya. Meski mereka di
kampung, sudah bukan zamannya Siti Nurbaya. Lagipula orangtua Kartipah bukan fakir, tidak terlilit utang, ataupun memiliki masalah yang berarti.
Pesawat terbang masih lewat dengan sendirinya, Kartipah masih melakukan ritual memandanginya, menerawanginya.
Waktu terus berjalan, pesawat terbang juga terus lepas landas di jalurnya.
Isam menemukan calonnya, wanita sepanjang masa, katanya. Pada harinya Kartipah diundang. Tak ada masalah, semua senang. Istri Isam ternyata temannya Kartipah juga.
Setahun berlalu, Isam ingin mewujudkan keinginan istrinya, hidup di kota, tinggal dan bekerja di sana, di pusat segala pusat. Isam memang menabung sedari dulu, untuk hidup bersama Kartipah tadinya.
Beberapa hari sebelum pindah baru ketahuan ternyata istri Isam sedang mengandung, sudah dua bulan ternyata. Kartipah pun mendapat kabar, dia ikut senang tentunya. Isam akan pindah ke Jakarta, tadinya naik kereta saja, perjalanan delapan jam bukan masalah bagi dia dan istrinya, tadinya. Tapi Isam sayang istrinya, juga calon bayinya, terlalu sayang. Isam memutuskan untuk naik pesawat terbang saja, tak apalah lebih mahal, demi istri dan calon anak, dia pikir. Semua barang-barang sudah dipaketkan ke Jakarta.
Saat hendak membeli tiket pesawat terbang Isam teringat sesuatu, Kartipah, dan kebiasaannya memandangi pesawat terbang. Kebiasaan yang pasti teringat sebagai teman dekatnya, walaupun tak pernah dipermasalahkan. Meski pernah ditolak, Isam tak terlalu memikirkan, entah apa pertimbangannya Isam membeli tiga tiket. Buat Kartipah, hatinya gumam. Tanpa memikirkan untuk apa Kartipah jauh-jauh ke Jakarta.
Pulang beli tiket Isam mampir ke rumah Kartipah. Sudah lama sekali tidak bersilaturahmi, terhitung lama karena dulu hampir setiap hari dia kesana.
Kartipah ada di sana, sedang merawat rambutnya yang sudah indah meskipun tak dimacam-macam. Kartipah tersenyum sipu awalnya, akhirnya dia memeluk Isam erat, erat sekali. Lalu Kartipah menangis. Isam bingung, kenapa. Kartipah menanyakan kapan berangkat lalu lekas bersiap-siap. Isam masih bingung. Isam pulang kerumahnya.
Untuk terakhir kalinya Kartipah memandangi pesawat terbang yang lewat di awan terjamah. Kali ini Kartipah mengguratkan senyum, senyum yang entah apa artinya.
Istri Isam pengertian, cepat mengerti setelah diberi pengertian. Percaya saja pada Isam, tanpa tahu suaminya pernah melamar temannya itu.
Hari keberangkatan, orangtua Kartipah mengizinkan karena tahu kalau anaknya sedang ada kepentingan. Meski tak begitu tahu, kepentingan macam apa.


Sampai sudah di Jakarta, turun sudah Kartipah dari benda yang dipandanginya bertahun-tahun, diterawanginya detik ke detik.
Ditariknya lengan Isam ke tempat yang agak sepi. Kartipah berkata ia ingin menikah dengannya. Dengan Isam yang dulu ditolaknya. Isam bingung, dia pikir Kartipah bercanda, dan sedikit tersinggung karena lelucon Kartipah tidak lucu sama sekali. Tapi kali ini Kartipah serius, benar-benar serius, ingin menikah dengan Isam. Isam masih berpikir ini candaan. Lalu ia kembali lagi ke keramaian. Kartipah termangu.


Tahun-tahun berjalan sudah, Isam menjadi kakek dari empat cucu. Kartipah sudah tak ada. Tak ada.
Di kursi goyang di teras rumahnya Isam tersenyum, mengingat masa lalunya. Mengingat Kartipah, perawan molek tua yang hidup matinya tentang pesawat terbang. Yang ternyata bukan penduduk kampung asli. Pesawat pertama membawanya ke tanah tempat dia tumbuh, yang mana jatuh di sana dan menewaskan kedua orangtua kandungnya. Pesawat kedua membawanya kepada jodohnya, yang mana sudah beristri dan menewaskan angan tentang hidup bersama. Pesawat ketiga membawanya pulang, menewaskan dirinya. Isam tersenyum mengingat satu temannya itu.
Hidup yang berharga adalah hidup yang dimengerti diri sendiri. Meski akhirnya orang lain menganggap Kartipah benar sakit jiwa, Kartipah mengerti betul tentang hidupnya.
kadang ada saat dimana kamu merasa seperti babi. atau kucing kecil yang ga pernah ketemu ibunya. atau tikus jalanan yang benyek kelindes mobil.
babi mungkin masih mending karena dia masih punya hidung.
kucing mungkin masih mending karena dia ga perlu belajar mengeong sudah bisa sendiri.
ini tikus agak kasian karena ususnya terburai. tapi setidaknya dia ga masuk neraka. kalau tikus aja masuk neraka, saya masuk kemana?

terus saat kamu merasa seperti itu, kamu ingin meledakkan seluruh isi perut bumi. atau menelepon noordin m top untuk bergabung bersamanya. atau diam dikamar saja.

saat rasa itu berlalu kamu merasa malu dan merasa pernah sangat bodoh pernah merasa seperti itu.

sampai perasaan itu berulang dan kamu tersadar dulu kamu ga bodoh.


makannya, kalo makan nasi jangan disisain. kalo malam jangan jalan-jalan.

20090804

judulnya nyari tugas

oh yaampun kalo ditanya kata apa yang amat berharga dalam hidup gue salahsatunya adalah kata TUGAS.
entah kenapa untuk alasan yang satu ini permission dengan mudah keluar, no prohibition.
haha
"mau nyari tugas."
"abis ngerjain tugas."
"tadi ngerjain tugas dulu."
"lagi banyak tugas."
daaan tentunya gue ga bohong loh, tugas pelajar kan emang bukan cuman tugas yang dikasih guru dikelas doang toh?

sadar akan tugasmu..

cerita

"jangan kemaleman ya.."
ya, saya ingat kata-kata itu terucap setahun lalu. saat saya sedang hot-hotnya berkegiatan. sedang hot-hotnya membangkang. sedang hot-hotnya pop.
"jangan kesorean ya.."
ya, saya ingat kata-kata itu terucap dua tahun lalu.
saat saya baru masuk sekolah favorit di kota kelahiran. saat apa yang saya bayangkan tentang sekolah ini adalah belajar. adalah disiplin. adalah kemajemukan.
"..."
tak ada kata yang terucap ketika tadi saya berangkat sekolah. mungkin tidak tahu lagi apa yang harus diucapkan. ketika dibilang jangan sore saya pulang malam, jangan malam saya pulang sangat malam. bukan. ternyata bukan karena itu. karena tadi saya berangkat belum ada penghuni yang bangun.

sekarang saya bisa tersenyum simpul mengingat semuanya. hmm
apa yang terjadi jika saya menjadi anak yang amat penurut. mungkin detik ini saya sedang membuka buku, bukan geografi tapi biologi, bukan akuntansi tapi fisika. mungkin saat kumpul keluarga kemarin, ayah saya bisa dengan bangganya mengatakan bahwa anak bungsunya juga calon dokter atau mahasiswa itb. mungkin kehidupan sekolah menengah atas saya tidak akan dipenuhi dengan begitu banyak konflik. mungkin saya akan tidak tahu bagaimana caranya berbohong. mungkin saya belum memakai penutup kepala. mungkin saya bisa memiliki apa yang saya inginkan. mungkin
ah apalah itu mungkin, sayangnya saya bukan anak yang amat penurut itu.
lalu kemudian saya ingat saat pertamakali menginjak tanah sekolah menengah atas yang kini saya geluti. begitu teduh dan dingin. yang terbayang adalah nanti tempat ini yang akan menjadi saksi separuh hari saya. ternyata benar separuh. yang terbayang adalah nanti saya harus jujur pada diri sendiri, karena ini adalah sekolah jenjang terakhir di pendidikan formal saya. ternyata, ya begitulah jalannya.

hha.. ya, sekarang ini seperti film yang berputar-putar di kepala. hei, ini minggu ketiga saya duduk dikelas tiga, dan belum juga mulai rajin belajar, karena belum menemukan tempat untuk belajar. seperti yang dulu dulu, mungkin saya hanya sedang bingung memulai.

20090728

nguping

"dipikir-pikir, buat apa punya hp tapi ga punya pulsa.."
"yaa lumayan buat bisi ada yang ngehubungin."
"tapi aku dari kemaren ga ada yang ngehubungin"
"yaa lumayan buat denger lagu."
"tapi hp aku ini.. (ericsson jadul entah tipe apa)"
"yaa lumayan buat liat jam deh"
"tapi jam di hp aku rusak"
"yaa lumayan buat nimpuk anjing yang ganggu."
"tapi di deket rumah aku ga ada anjing.."
-angkot 23, dua orang berpendidikan SMA dan sederajat.

words

"daripada kamu ada tapi dianggap gaada, sakit kan?"
-27 juli 2009

quote

"apa bedanya 'harus' dengan 'harus bisa?'"

"nilai rasa.."
-ibu maryanah, guru bahasa indonesia.

sariawan

mungkin lebih punya nilai estetis jika namanya sarilangit. kenapa sariawan.
mungkin bibir kita lebih mirip awan, bukan langit. dan sariawan warnanya putih, bukan biru.

jelas saja, dengan benda asing dimulut.
pagi-pagi sarapan indomie, siang lupa makan, malam minum energen.

satu kata sederhana itu menjawab apa yang sedang terjadi pada tubuh ini,
oh bukan cacat ternyata.

20090727

lelah dulu bisa bersandar pada yang tinggi
semua tahu ada langit di atas langit
saat ini tidak bisa lelah, tidak boleh berhenti
meski semua tahu ada langit di atas langit

kemarin bukan saatnya rebah, bukan sulitnya berdiri
kemarin bisa-bisanya berputar, bahkan beberapa kali
kemarin berkaca di cermin datar, cembung dan cekung jadi bualan
kemarin bukan yang harus berpikir, bukan yang harus memahami
mungkin semua tahu ada langit di atas langit

kemarin bukan yang harus menahan, bukan yang harus mengerti.

20090719

tak tak tak

tentu saja saya seorang remaja dan butuh remaja lainnya untuk saling bercerita. maka, sungguh indahlah menjadi remaja. sungguh indahlah menjadi seorang yang berumur 16 sampai 17. sungguh indah menjadi kita. sungguh indah menjadi saya.

pada suatu sore saya mendengarkan sebuah cerita, yang mendebarkan hati dan membuka mata. yang mengajak berkelana untuk mendalaminya dan ya tuhan itu semua nyata.
sepertinya sanubari saya tersentak.
hanya itu.
kemudian saya sedikit lebih memahami sesuatu yang abstrak.
seperti saat jam pelajaran kedua disekolah saya memahami limit fungsi dan invers komposisi.
seperti saat bermain sepeda saya lebih memahami apa itu angin.
seperti saat meminum obat saya lebih memahami apa itu pahit.

kemudian saya menyadari betapa kecilnya saya, menyadari ketidakberdayaan saya tanpa kuasa tuhan.
apapun itu, semua manusia punya alasan atas semua kelakuannya. alasan itu bisa saja berada di alam bawah sadar, atau di alam sadar sehingga bisa diungkapkan.
saya tak bisa menghakimi seseorang atas sifat yang dia miliki, atau kekurangan yang dia miliki, atau kelebihan. karena semua itu merupakan ramuan kompleks yang tak bisa dengan mudah dihancurkan, diganti, diubah, dimusnahkan.
saya termenung ketika itu, saya pernah menyepelekan kepribadian oranglain yang secara kasat mata tak memiliki keunggulan terlihat. lalu merasa aman selama, masih ada orang yang seperti dia. padahal saya tak begitu mengenal, tak mengenal.

setelah cerita itu usai, saya ingin menangis. menangis karena rapuh ini begitu terasa, menangis karena kesombongan ini tak ada isinya. karena keangkuhan ini hanya akan bertahan sementara.

dan saya menanti dan mencari sentakan-sentakan lain untuk sanubari ini. agar pada saat umur saya mencapai kategori dewasa, saya sedikit lebih banyak memahami tentang sesuatu yang abstrak itu.
ya, abstrak.

20090704

maka aku lapar ketika aku makan, tapi aku tidak mati ketika aku hidup.

cuma bulan

aku ga mau jadi anak sulung, kaya aa, atau teteh, atau kakak, atau seperti januari.
aku ga mau jadi penonton, yang duduk, yang berdiri, yang memandang tv, atau seperti maret.
aku ga mau main petak umpet, jadi kucingnya, jadi yang nyumput, atau seperti februari.
aku ga mau kebanyakan makan, kemerkaan, kekenyangan, atau seperti juni.
aku ga mau menangis di terminal, banyak orang, banyak dagangan, banyak asap, atau seperti april.
aku ga mau bangun tidur terlalu siang, pusing, keduluan orang, ketinggalan, atau seperti november.
aku ga mau tertawa berlebihan, kelepasan, ria, atau seperti agustus.
aku ga mau terlalu lama di kamar mandi, keriput, lembab, sempit, atau seperti juli.
aku ga mau menyebrang di zebra cross, putih hitam, hitam putih, atau seperti mei.
aku ga mau pake payung sendirian, apalagi tanpa hujan, atau seperti oktober.
aku ga mau seperti september. aku bukan desember.

20090619

remember nor forget

lupa, lupa. ingat, ingat.
mungkin seperti lirik sebuah lagu yang sedang in saat ini.
oh, tapi sungguh. saya masih penasaran.
kenapa saat saya lupa, saya tidak ingat saya lupa akan apa.
dan pada saat ingat, saya tetap tidak ingat apa yang sedang saya lupakan.
pada saat mecoba mengingat, saya hanya ingat apa yang saya ingat. ketika mencoba melupakan, saya terus mengingat apa yang akan saya lupakan.
kenapa ingat itu bisa dibuat. dan lupa itu tidak.
kenapa lupa itu tidak pernah bisa dibuat-buat.
kenapa ingat itu bisa diingatkan. dan lupa tidak bisa dilupakan.

saat tujuh

saat jam tujuh malam.
ketika biasanya aku belum ada dirumah, kini aku ada didalam dirumah.

saat jam tujuh malam.
ketika biasanya aku masih bersosialisasi dengan manusia, kini aku bersosialisasi dengan imaji.

saat jam tujuh malam.
ketika biasanya sakit perut itu tak tersisa, kini terasa.

saat jam tujuh malam.
ketika biasanya sedih itu tak terasa, kini teraba.

saat jam tujuh malam.
tumpukan kertas itu menegurku untuk kembali tenggelam dalam pekerjaan nyata.

saat jam tujuh malam.
ku nyanyikan lagu sambil mengetik agar tak teringat bahwa ini adalah jam tujuh malam.


saat lembar ketujuh.
ku terhenyak pada lembar yang telah kuketik beberapa menit lalu.

saat lembar ketujuh.
ku teringat pesan ibu agar tidak menanggalkan shalat lima waktu.

saat lembar ketujuh.
ketika biasanya ku telah terlelap sebelum lembar ketujuh.

saat lembar ketujuh.
tumpukan kertas itu menegurku untuk kembali tenggelam dalam pekerjaan lembar ketujuh.

saat lembar ketujuh.
ku nyanyikan lagu dan mengetik agar tak teringat bahwa ini baru lembar ketujuh.

saat jam tujuh pagi.
ku tak menyadari bahwa ini adalah jam tujuh pagi.

saat jam tujuh pagi.
ku menyadari bahwa aku belum bertemu manusia manapun sejak jam tujuh malam tadi.

saat jam tujuh pagi.
ku terhenyak pada lembar ke tujuh ratus tujuh puluh tujuh.

saat jam tujuh pagi.
ku dengar tubuhku berderak dan kepalaku berat.

saat jam tujuh lebih tujuh.
ku dengar nyanyian mimpi dalam suara sepi.

20090614

sedikit dari 8th habits

pada saat seseorang menjadi lebih baik, dia akan memahami dengan semakin jelas kejahatan yang masih terdapat pada dirinya.
jika seseorang menjadi lebih buruk, dia semakin tidak memahami keburukan yang ada dalam dirinya.
seseorang yang agak buruk tahu bahwa dirinya tidak terlalu baik; seseorang yang amat buruk berpikir bahwa dirinya baik-baik saja.
ini hanya pemikiran logis saja.
anda memahami tidur saat anda bangun, bukan pada saat anda tidur.
anda bisa melihat kesalahan saat mengerjakan soal aritmatika jika pikiran anda bekerja dengan tepat; sementara pada saat melakukannya anda tidak bisa melihatnya. orang-orang yang baik tahu mengenai kebaikan dan keburukan; orang-orang yang buruk tidak mengetahui keduanya.

C. S. Lewis

no need

aku tidak butuh seorang cendikiawan yang bijakasana.
untuk menjadi teman hidupku.
karena dia tidak bisa memahamiku, karena aku tak bisa memahami dia, karena aku tidak bijaksana.
aku tidak butuh seorang yang kaya raya.
untuk menjadi teman hidupku.
karena dia tidak bisa memahamiku, karena aku tidak bisa memahami dia, karena aku tak menikmati hedonisme.
aku tidak butuh seorang yang selalu ada disampingku.
untuk menjadi teman hidupku.
karena aku tak betah diuntit, karena aku tahu aku hanya sering lelah bukannya tidak berdaya, karena aku adalah diriku sendiri.
aku tidak butuh seorang yang selalu pandai menghibur.
untuk menjadi teman hidupku.
karena dengan dia kesedihan menjadi amat nyata.
aku tidak butuh seorang yang amat setia.
untuk menjadi teman hidupku.
karena dia tak bisa memahamiku, karena aku tidak bisa memahami dia, karena aku tidak mengerti tentang kesetiaan.
aku tidak butuh seorang yang hanya menjadi milikku.
untuk menjadi teman hidupku.
karena aku tidak ingin memenggal hidup seseorang, untuk diserahkan pada diriku saja.

aku tidak butuh seorang yang sempurna.
untuk menjadi teman hidupku.

aku butuh dia yang sederhana. aku butuh dia yang mengerti tentang persepsi.

20090605

posting

posting.
dalam akuntansi adalah pemindahan akun-akun dari jurnal umum ke buku besar (ledge).
jika ingin memperdalam ya belajar aja sendiri.


suatu malam.
"lagi apa?"
"bentar, lagi posting"
"eeh kamu internetan aja lagi ulum juga, coba besok apa pelajarannya? dari kemaren blabalablaba brrzzzt dreng deng crush crush blam."


kalo gue jadi orang yang udah marah-marah gitu sih, pengennya gue gali tanah dan gusruk gusruk terus sampai ke inti bumi.

besok ulum akuntansi, sayang.

ih takut.

ada yang memandang lekat-lekat di angkutan kota saat pergi ke sekolah.
meski wajahnya familiar(ah dasar aja pasaran) tapi perasaan ga pernah kenal.
perempuan paruh baya.

awalnya cuek aja. ga penting amat.
tapi kok cuek tidak membawa berkah ya.
risih jadinya. menelanjangi lewat pandangan.

ih takut.

20090529

XXI

pernahkah kamu menjadi seorang penyaksi kehidupan
kata orang putus cinta itu sakit
kata orang jatuh cinta itu menyenangkan
oh.
kata orang kehilangan itu sakit
oh.

seperti duduk dikursi penonton,
dilayarnya ada orang-orang yang kamu kenal.
hey, tentu saja. keluargamu, temanmu, saudaramu, sahabatmu, ada disana.
kamu melihat, menyaksikan saat semuanya saling menyayangi. kamu pun ikut senang. tentu saja.
kamu juga melihat, menyaksikan saat ada yang berbenturan, sedikit keretakan-keretakan. tak terelakan. kamu sedikit sedih.
juga saat perpisahan, saat temanmu yang satu dengan temanmu yang lainnya tidak lagi berhubungan, karena sesuatu yang tidak pernah kamu mengerti. kamu masih menyaksikannya, melihat semua kejadiannya.
kamu tahu untuk tidak berbohong pada siapapun, maka kamu diam, tetap menyaksikan. tak boleh tutup mata, tak bisa.
kamu pun menerima, ketika sesekali seorang dari temanmu itu menghadap ke layar yang kamu tonton dan mengatakan "hei, sabar yaa"
kamu tersenyum, sedikit terhibur.
lalu kamu mulai bertanya-tanya, tak bisakah kamu masuk disana lalu melakukan sesuatu, sekedar menghibur teman yang sedih sampai terhibur, atau tertawa bersama saat bahagia, atau bahkan menemani yang kesepian, atau bahkan mencegah perpisahan.
kamu mulai mengikuti kata hatimu untuk terjun kedalamnya. mendekati layar besar itu, lalu menyentuhnya. tak ada yang terjadi. kamu bukan di film fantasi. layar tetaplah layar.
pada detik itu kamu tertegun hebat. dari depan layar terlihat berjuta penonton seperti kamu. seperti kamu yang duduk disitu, beberapa kamu kenal, sisanya entah siapa. seperti kamu yang juga ingin terlibat, seperti kamu yang juga ingin menjadi pelaku.
lalu kamu berjalan kembali ke seat yang bertahun-tahun kamu duduki. mendapat sedikit pencerahan.
dan didalam kegelapan bioskop kehidupan itu,

dan mulai membuat skenariomu sendiri.

lupa gunting yang kelingking

habis mandi suka sekali aku sensasinya.
segar wangi. apalagi kalau keramas. jangan lupa memakai handbody (body lotion harusnya, kebiasaan memang sulit diubah. mendekat ke primordialisme ya. {actually, ga deket})
kukuku panjang semua, tapi bersih karena habis mandi.
setelah beberapa saat dipandangi, barulah bertemu konklusi.
untuk dipotong saja.
mencari gunting kuku seperti mencari jarum dalam jerami. jarum yang bisa di misscall tapi. jadi cepet ketemunya.
kurasa sudah selesai. lalu kusimpan lagi sigunting kuku itu dan kusapu rumahku yang mungil itu memakai sapu yang terletak didapur. agar potongan kuku tidak tercecer dimana-mana. gawat juga kalau keinjak lalu melukai kaki lantas megalir bersama pembuluh darah.

beberapa jam kemudian saat mensucikan hati menghadap layar, aku tertegun.
aku lupa gunting yang kelingking.
jari kelingking yang di tangan kanan. lupa digunting. kukunya.

tolong! tempat pensil saya kok jadi kosong?

ironi,
seorang siswa yang mengaku masih bersekolah di sekolah favorit di kotanya tak punya pensil sebatang pun untuk menulis, apalagi pulpen yang bagus, pengggaris atau tip ex untuk menghapus. pun stabilo untuk menandai bacaan yang penting.
baru disadarinya setelah beberapa minggu hengkang dari kegiatan belajar-mengajar dikarenakan sesuatu hal dan lain sebagainya.
saat ini siswa tersebut sedang mencanangkan waktu dan biaya untuk mengisi seonggok tempat pensil hampa itu.
ada yang mau bantu?

20090526

short message service

hmm semakin hari semakin malas untuk membalas sms
padahal semakin banyak sms, karena tidak dibalas jadi semakin banyak atau memang karena lagi banyak yang perlu.
atau bosan.

heh,
padahal gaboleh gitu.
bukannya itu sama halnya dengan kita hanya mengatup mulut saat ada yang bertanya menghadap muka kita.

semakin malas akhirnya handphone dimatikan saja, disimpan dikasur atau dibawah bantal lalu beberapa saat kemudian lupa menyimpan dimana lalu dibiarkan saja.
lalu beberapa jam kemudian ingat dan kasih sayang sedikit menyusup hati lalu dinyalakanlah handphone.
dan dibalaslah beberapa sms profesional, lalu bilang maaf ketiduran.
setelah beberapa menit urusan orang-orang sudah selesai, ditaruhlah lagi handphone dikamar kadang dimatikan kadang lupa dimatikan atau tidak.


dan tenggelamlah lagi saya dalam kedamaian didepan layar.

sekolah

zona nyaman saya adalah segala macam tentang sekolah saya.
tentang bangunan sekolah, tentang event2 sekolah, tentang hal2 sekolah, tentang mahluk2 di dalamnya.
well, school.

masih banyak waktu untuk berdiam disana.
just preparing for go out from there in good.

haruskah kumulai lagi?

mulai menulis lagi.
dengan lembaran yang baru, dengan tangan yang berbeda, juga hati.
jangan berharap ada lagi tentang elegi, atau tulisan yang menusuk hati, atau tentang mengutuk yang terkutuk, atau frontal, atau kesedihan yang mendalam, atau sesuatu yang mendalam.
hanya sebuah periode, masa. yang mungkin akan terulang tapi takkan sepenuhnya sama.
aku pun tidak berharap terjadi kesamaan antara dulu dan kini.
tidak berharap hal yang sama terjadi untuk yang kedua kalinya, hidupku pun toh cuma sekali.
semuanya simpel, kurasa diriku sedang tak butuh sesuatu yang mendalam. hanya sedang tak butuh, atau tak ingin. sama sajalah.
karena itulah mungkin aku merasa melewatkan banyak hal. dendang burung dipagi hari, udara yang hangat, gerombolan semut yang berebut remah roti, awan yang mendung, hujan yang merdu, langit yang tak terlihat, hati yang terluka, pengemis yang ramah, tukang sapu jalanan yang tak kenal lelah, berbagai peringatan, pertanda.
mengabaikan juga berbagai emosi, tak ku gubris, tak pernah kupikirkan.
hanya menjadi sampah di otak bagian belakang. di hati paling sudut.

haruskah kumulai lagi?

20090316

belum mau pulang, masih ingin memandang

dari langkah, menanjak keatas, ada sebongkah batu, istirahat sebentar disana.

duduk disana, menaruh barang-barang yang terbawa dan sengaja dibawa.

mata dipicing, silau.


dibawah terlihat jelas, yang nampak adalah yang tertampak dibawah sana, tak jauh jaraknya.
diatas terbayang agak kabur, yang nampak adalah bayangan tentang diatas, jauh jaraknya.
di atas bongkah batu ini sunyi sekali, tempatnya ditengah-tengah antara, jauh dari keramaian.
pesawat terbang lepas landas disana, dibawah dan segera lewat dekat sini, terlihat dan kupandangi
siapa yang belum pernah naik pesawat terbang?
aku belum, dan tidak mau sendiri untuk pertamakali
pesawat lalu lewat dan tidak tahu hendak terbang kemana, kemana saja asal selamat, amin.
diam lagi diatas bongkah batu yang besar itu, belum mau pulang, masih ingin memandang.
ada anak anjing yang mengendus-endus mengacak arah. kemana ibunya? kemana orangtuanya? kalaupun anjing memang punya orangtua. ya namanya juga anjing.
ada ramai-ramai dibawah sana, itu diujung sana, itu yang disana. ada yang kukenal? mana kutahu, melihatnya saja seperti semut yang mengerubungi sirup. sedang apa ya mereka? bau-baunya kebahagiaan, ada salahsatu dari mereka yang melihat satu semut diam disini? ada yang tahu dan pura-pura tak lihat, ada yang lihat tapi segan mengajak? mana kutahu. memang sedang tidak ingin tahu.
apa merah disitu? itu yang diujung situ, gerombolan penjahat berkapak merah? astaga satu semut disana sebentar lagi celaka. pura-pura tidak lihat, biarkanlah takdir si semut malang. aku tak ingin merusak takdirnya? ah ya, mana kutahu.
angin disini kadang sepoi kadang menerbangkan ranting yang disana. bongkah batu tetaplah batu, jadi aku tidak ikut terbang, senangnya.
masih belum mau pulang?
belum, ingin disini dulu. sampai malam melolongkan bunyinya, sampai hati berdiri dari jatuhnya.

20090301

ambigu

headset ini buat dua telinga
jaraknya dekat dekat, karena dua telinga itu ada di satu kepala
musiknya enak
ya berbagilah denganku
hanya kamu yang dengar
karena headset ini cuma buat dua telinga
sepasang
meski kita tidak sepasang
tetap terdengar musiknya enak
satu lagi telinga kita biar dengar suara kehidupan

pocky ini enak
aku beli yang rasa coklat
ah kamu suka sekali coklat
coklat hitam coklat batang coklat bulat van houten cadburry silverqueen ayam jago chacha
semuanya bikin kamu mengeluarkan pancaran kesenangan meski sela sela gigimu kehitaman
ayo ini pocky buat kita
jangan toreh harganya
potong saja bagian coklatnya
buat kamu tak apa silakan
aku makan bagian yang tak ada coklatnya bekas kau pegang
kamu dapat yang kamu suka
aku pun ya
aku pun iya
aku suka kamu suka

tak masalah jika kamu ingin dengar musikmu di speaker besar
atau kamu tak beli pocky sekalian

aku suka kamu suka

lamunan ketika tidur

apalagi yang bisa kau sanggah
dengan ketulusan di matanya
untuk mencurahkan sayang ke orang yang membutuhkannya
apalagi yang bisa kau cemburui
rasa sayang bukan kue yang habis dibagi
bukan parfum yang habis dipakai
lalu apalagi yang membuat kau merasa tak enak?


karena sayang tak selalu bisa menerima kegandaan
karena sayang tak mudah menerima yang bukan seutuhnya
karena aku terlalu berharap banyak pada keutuhan


tapi bukan kau tak mengerti tentangnya kan?
bukan karena kau keras hati untuk memiliki kan?


mungkin ya, mungkin bukan
hanya ingin ada disisinya
kini, aku tak peduli pada rasa sayang dia
terserah dia
terserah


kau menyakiti dia dengan menyakiti dirimu sendiri?


tak ada salahseorang pun yang tersakiti
mungkin kau yang terlalu peka pada apa pun?
aku tak lihat tulus yang kau lihat
aku tak merasa sakit yang kau bilang


apapun itu kau sekarang tetap cemburu?


ya,
peka kau tak melihat kejujuranku disini


maksudmu?


peka kau kadang mengada-ada
tidak, aku tak sakit
ya, aku cemburu
ya, memang kini aku tak peduli pada rasa sayang dia
karena aku kini hanya ingin memberi
supaya rasa cemburu itu berguna
supaya harapan akan keutuhan itu tercapai


tercapai?


tak harus dia yang memberi keutuhan toh?
aku saja yang membuat dia menerima sayang yang utuh
aku saja yang memberi kue utuh untuk dia nikmati
aku saja yang menyemprotkan parfum wangi untuk dia setiap hari
semoga keduanya dapat senang hati


kau sanggup?


ya,
kenapa tidak


aku saja pedih mendengarnya
aku pikir kau cemburu lalu tak dapat menerima keadaan
aku pikir kau akan meninggalkannya dan mencari keutuhan yang lain
aku pikir aku memerlukan argumen hebat untuk membuat kau tetap bertahan
kau menangis dalam ketegapan


tidak usah mengada-ada lagi


sungguh aku pun berkata apa yang kukecap dan kurasa
aku iba


semuanya memang menyesakkan dada
haruskah aku jujur untuk yang ini?


apa?


aku yang iba sedari tadi padamu
kau


tak usah dijelaskan, aku mengerti
kau kuat
kau jauh lebih kuat dari yang kau kira
dia beruntung
kau poros kehidupan


sudahlah cukup
sedang tak ingin mendengar kata manis yang selalu jadi bumerang
sampai jumpa lagi nanti


ketika cinta yang harus dibagi?


ketika cinta yang harus dibagi

20090207

jurnal harian :p

hha amatlah beruntung sungguhlah iya sangatlah beruntung

ada apa hari ini, pingin cerita-cerita ahh

:)
senang, apa adanya

kemarin tanggal 4 februari, ulangtahunnya seorang temanbaik saya yang ke 17
yep, itu kemarin

sekarang tanggal 5 februari
jadi?
yaa! jadi traktirannya baru hari ini
biasa deh orang penting semua, harus nyari schedule kosong
;p

nyobain ahh bikin jurnal harian (what? flashback jadi peserta LKS lagi) :B

dua hari kemarin saya terserang batukflu dan meriang tapi ga bilangbilang (yaya)
dan sekolah sajalah menuntut ilmu
hari ini ada olahraga di jam pertama
bangun tidur, yah kagak kerasa bangun tidurnya da lagi bengek mah susah tidur
wakwaw
menyadari kalau keadaan tubuh belum lebihbaik dari yang kemarin
hafal banget, tahun-tahun kebelakang dengan keadaan seperti ini sudah mencap diri sebagai orang sakit dan berkewajiban untuk berbaring dikasur, tidak melakukan sesuatu apapun sampai nafas normal lagi.
(mungkin dari tahun ke tahun kapabilitas saya mengatasi suatu 'masalah' semakin besar(amin) atau mungkin semakin jadi 'nakal' gelora jiwa muda,hoek)
bangunlah saya, ada perasaan senang ketika bangun jauh sebelum alarm berbunyi(atau beberapa menit sebelum alarm)
ada kepuasan yang mengatakan, "heh lu alarm, wlee.. gue ga tergantung sama lu" (hm. oke ga penting)
di hadapan kasur ada cermin yang lumayan besar, begitu bangun ya selalu langsung keliatan pantulan diri saya disana
nah, taukah anda apa yang saya cari ketika bangun tidur?
1. kacamata
2. handphone
haha, ngaku hayo pasti banyak juga yang kaya gitu
kedua barang itu selalu dengan cepat ditemukan karena pasti ada dipinggir bantal
dan selalu, oh kenapa, kenapa
sosok yang dilihat dicermin itu adalah seseorang yang berambut sedada agak kusut, gada cantik-cantiknya, dan dia tersenyum!(beda alesan tiap hari, kalau hari ini sih karena bakal makan-makan,hha)
ohmaygad itu saya.

nyeknyeknyek nyetrika baju, ya whateverlah pokoknya siap-siap kesekolah.

ngos-ngosan cuma aktivitas dasar doang
ya emang lagi bengek,
abis mandi(aw, jangan dibayangin) sempat bimbang olahraga atau jangan. kalau olahraga berarti pake baju olahraga kalo ga, ya pake seragam.
nanana.. final decision is, pake baju olahraga ajalah gimana ntar olahraga atau ngga nya.
smelekum, cium tangan pada ayah dan ibu kupergi sekolah sampaikan nanti hormati gurumu sayangi teman itulah tandanya kau murid budiman
gyaha liriknya ngaco

tukutuk(terkutuk?) jalan kaki kedepan tempat angkot lewat,
lagi asik jalan kaki dan menahan batuk dari belakang ada suara
"guten morgen"
ebuset siapa tuh, yeh kang salad(haha, siapa coba?) berniat nyapa mungkin
"kalo guten morgen balesnya apa?"
"ya guten morgen juga"
"ohh"
yasudahlah memang tidak bakat cerewet basabasi ya diem aja selama perjalanan saya ke sekolah dan dia ke tempat kuliah yang sejurusan

sampailah disekolah, di kelas
duduk nyimpen tas, sweater, dan botol minum
hosh hosh
hmm kayanya bunuh diri deh kalau saya tetep maksain olahraga.
sms ke koji tersayang buat bilang sakit, beres
sekarang nganggur krikkrik dikelas yang kosong bersama televisi 29inch di lemari kelas yang konon udah 2 tahun ga dipake padahal masih bagus

kelas saya dimana coba?
ips. satu-satunya kelas yang mendalami ilmu sosial di sekolah terfavorit(amin) di kota bandung
yang di belitung ituloh (halaa)

saya duduk dibarisan tengah, bangku kedua dari depan
didepan saya duduklah seorang laras seorang diri, entah karena jumlah muridnya yang ganjil, atau pada takut ga dapet lahan tempat duduk jadi temen sebangkunya dia (haha, ampun ge, becanda)
dipinggir saya(deskmate) ada andiani
dibelakang saya seorang khansa dan seunyil casenda
tempat duduk yang perfecto bukan? (bukan..)
ya rasakan sajalah sensasinya ketika orang-orang yang disebut tadi lagi in the mood semua,
bisa mampus ketawa lu sampai mampus(tuh, mampusnya juga dua kali)
saya mah bagian nonton dan ketawanya aja
:)

sekolah hari ini biasa aja, sekolah.
yang menarik waktu pelajaran bahasa inggris
kebetulan gurunya adalah wali kelas saya
selama dua jam pelajaran itu kita ga belajar bahasa inggris
tapi dapet wejangan dari beliau yang cerita tentang, banyak!
good job sir, dengan cara beliau yang kaya gitu ya kita makin respect aja.

apa yang dinanti-nanti hari ini(dan hari-hari sebelumnya dan yang akan datang) adalah jam pulang sekolah!
haha, serasa lebih belajar di 'sekolah' yang sebenarnya pada saat jam pulang sekolah itu.

karena istirahatnya ditabrak, pulanglah kelas ips jam 12.45 hari ini(dan setiap hari kamis)

berangkat makan-makan itu jam 3 sore ntar,
berarti masih ada waktu buat beraktifitas
akhir-akhir ini tempat langganan adalah didepan perpus
oh ada apa disana? ya gada apa-apa, cuma tempat paling strategis aja.
waw, disana ada spanduk angkatannya 2011(tugas LKS)
bagus! kreatif meski sensitif
saya aja bacanya jadi semangat, padahal tulisan-tulisan di spanduk itu untuk peserta LKSLVI, adik-adik kita.
percayalah nak, kami gakan bikin tugas yang gada manfaatnya (beuh atas nama panitia)
:)
dilipatlah spanduk itu lalu mulailah rapat dph osis,
tentang blazer osis kok, bukan tentang sesuatu yang berat. di rapat itu saya jadi pendengar yang baik aja, suer ga ngerti model-model baju :B
abis itu ada adik-adikku yang konsultasi tentang tugas konsep PKS, inget PKS kita gaa?
PERISTIWA, pekan kreatifitas siswa. 'dua hari menjadi satu'
haha rame yah waktu itu.

selesai itu, dengan mulut agak berbusa karena banyak omong menerangkan sesuatu yang sama ke beberapa kelompok, saya liat jam
udah jam tiga, ya baguslah pas
pergilah saya mencari teman-teman sejawat(ye berasa dokter)
khansa large senda ndi khobab bowo dimanakah kalian?
ternyata large lagi latian mk
kuayer nya bagus! '..my heart will be blessed.. with the sound of music..'
mencloklah saya disana, seorang teman bernama calieda berkata "ayo ta, nyanyi ih ikutan"
"lagi bindeng dan bengek"
"heuh.."
lalala didengernya enakeun, tributesnya sukses lah! :)

karena latihannya didepan ruang avi, kemunculan khansa di lapangan parkir belakang tentulah mencuri perhatian saya(lebay mulai)
yaa biasalah dengan gayanya merespon segala sesuatu, denger lagu ballet gini, menarilah dia di lapangan parkir belakang

"hahah.. udah ah, temenin ke wc yu tot"
"yang laen mana?"
"dimobil"

selesai dari wc, timingnya pas dengan selesainya large latian mk
nyok ah capcus..

di dalam mobil kijang innova sudah teronggok beberapa buah manusia, haha
di perjalanan ke tempat makan seisi mobil hiperaktif semua!
yang nyetir ngegerung-gerung
yang fals nanyi-nyanyi
yang merasa oke teriak-teriak
mendekati euforia
woy! baru pada pertamakali naik mobil ini teh?
haha, ngga deng
saya juga menikmati suasana saat itu
terasing dari keribetan yang terbiasa digeluti
klik kanan, refresh.
sayangnya gabisa ketawa lepas, masih bengek

sampailah di resep moyang,
waah baru pertama kali makan disini loh(ya da yang pernah baru khansa)

mesen-mesen, budget 25ribu (ups) perorang
ada aja dialog dan cerita-cerita yang bikin ngocok perut
heh, kalian jadi pekerja seni ajalah semua
;p
satu persatu makanan dateng
ya dimakanlah tanpa saling nungguin.
punten sanes teu sopan, lapar. hehe
nyamnyam
ada yang pesen dua makanan
ada yang ga pesen minum karna makanannya pas sama budget
large yang jadi 'tong sampah' dibantu dengan saya, he
ya pokoknya makan deh.
selesai itu

sesi foto-foto dan syuting,
ga mau banyak omong, liat sendiri videonya!
-tita's recommended-

sebelum balik kesekolah,
foto-foto terakhir ditonton sama tukang parkir setengah baya yang mukanya agak garang
"anak muda jaman sekarang.." itu kali ya yang ada diotaknya

di mobil, pasang lagu agak kencang
dan semua nyanyi sambil direkam,
orang-orang yang ga hafal liriknya ya pede aja ikutan berekspresi
orang-orang yang hafal liriknya, beuh pede juga padahal kagak bernada

nyampe disekolah,
saya sama large turun, khansa ganti ke mobil dia mau e.f., sisanya ke movie room.



perjalanan kecil itu usai sudah,
"makasii yaa"
entah karena apa masing-masing bilang makasih ke masing-masing



saya merasa lengkap di masa sma saya,
banyak teman, banyak sahabat, ada yang menyayangi, ada yang disayangi, religi, banyak organisasi, ada prestasi, ada bersenang-senang, banyak permasalahan, ada solusi, ada beban, ada kebebasan, banyak pilihan, ada tuntutan, ada harapan, banyak angan, ada kenyataan, ada tanggung jawab, ada hak, ada perenungan, ada sosialisasi, ada tangis, ada tawa.


kamu juga, kan?

:)