20091025

setengah

aku dan kamu adalah pelangi. harmoni. belum setengah hidupku aku mengenalmu. tapi ini jiwa, ini raga. menagihmu.
kepahitan ini kamu taburi gula-gula. geli. aku geli. aku bahagia.
aku dan kamu adalah angin sepoi yang menyejukan. tanpa kamu aku angin ribut. badai catrina. tanpa aku kamu udara.
sedihku ini makanan sehari-harimu. kamu tidak perlu makan sekarang. aku sudah tidak sedih lagi. ada kamu.
sebenarnya memang tidak pernah kamu perlu makan itu.
aku dan kamu adalah rangkaian bunga yang mewangi. kamu adalah wangi. kamu adalah rangkaian. aku sekuntum bunga.
aku harap kamu tidak pernah pergi. ini jiwa menagihmu, sungguh. kamu tak mau seperti memiliki utang, kan?
sebenarnya memang tak pernah kamu miliki utang itu.
aku salah kamu memaafkan. kamu salah aku seringkali tak rasa. kamu lelah sayang?
kemarin kamu mengiyakan itu. aku hanya bilang istirahatlah. istirahatlah dari aku, kalau kamu mau.
ternyata kamu tidak pernah butuh istirahat itu. lelah datang ke tubuhmu. bukan jiwamu.
kamu bilang bagimu aku bukanlah badai, angin ribut, bukan hanya sekuntum bunga, bukannya tak rasa.
aku hanyalah, apa ya? setengah. aku setengah katamu. lalu kamu meminta izin untuk melengkapi potongan itu. untuk menjadi aku yang satu. sejak saat itu kamu sering sekali memakai kata kita. kita mau kemana, kita bagaimana. tidak lagi aku, atau kamu.
aku bahagia.

kemarin kamu bertanya
maukah aku mendiskusikan nama anak kamu
maukah aku merawat uban bersama kamu nanti
maukah aku memandikan mayat kamu ketika kamu nanti mati

aku bilang
ubanku tidak akan terlihat, aku memakai jilbab
aku bilang
boleh
aku bilang
aku tidak mau kamu mati.

kamu tertawa. dan bilang kita pasti mati. aku, kamu, mati.


hari ini tangisku habis. di meja kita. di meja biasa kita berbicara.
hari ini ragaku benar menggigil.
jiwaku menagihmu.

sebelum kita punya anak
sebelum uban tumbuh dikepala
sebelum aku bisa memandikan jenazahmu
kamu mati. ragamu kaku. tangisku pilu.
coba katakan kita lagi
sayang coba tertawa lagi

tak ada pelangi itu, ada hanya awan kelabu
tak ada angin sepoi itu. tak ada rangkaian bunga yang mewangi. tak ada geli.
yang ada hanya, apa ya? setengah.

benar kini. aku benar-benar setengah.


di dalam mimpiku kamu datang. bukan ini yang kamu mau katamu. tapi ini yang terbaik. sejak saat itu aku tak paham apa itu kata baik.
kamu meyakinkan aku untuk tetap hidup
kamu memberitahuku ada seseorang yang pasti datang.
seseorang yang membuatku jadi dua.
rupanya kamu yang sadar.
katamu
satu hanyalah rapuh. satu lemah.
jadilah dua, sayang.
jadilah dua nanti. bersama seseorang yang pasti datang itu.


lalu dalam kegelisahan, kesedihan, dan kehilangan itu
aku terbangun.

satu saja rapuh katamu.

kini aku setengah, sayang.

No comments: