Ketika membasuh busa-busa dikepala dengan air hangat, terpikir sesuatu yang sepertinnya merupakan sebuah kejujuran alam bawah sadar yang naif.
Saya lebih menyesali emosi yang terlepas-lepas tanpa kendali daripada emosi yang tidak pernah terlepas samasekali.
Mungkin memang orang bilang saya phlegmatis, atau apa, atau apa. Bebas. Terserah. The most comfortable form from being me is me being phlegmatic.
Maka kemudian saya keluar dengan rambut basah dan kepala dingin sambil bergumam pelan dalam hati.
Kamu selalu bisa lebih sabar dari apapun kok, ta.
Once I realized a truly strength of mine. And it feels good.
No comments:
Post a Comment