20090529

XXI

pernahkah kamu menjadi seorang penyaksi kehidupan
kata orang putus cinta itu sakit
kata orang jatuh cinta itu menyenangkan
oh.
kata orang kehilangan itu sakit
oh.

seperti duduk dikursi penonton,
dilayarnya ada orang-orang yang kamu kenal.
hey, tentu saja. keluargamu, temanmu, saudaramu, sahabatmu, ada disana.
kamu melihat, menyaksikan saat semuanya saling menyayangi. kamu pun ikut senang. tentu saja.
kamu juga melihat, menyaksikan saat ada yang berbenturan, sedikit keretakan-keretakan. tak terelakan. kamu sedikit sedih.
juga saat perpisahan, saat temanmu yang satu dengan temanmu yang lainnya tidak lagi berhubungan, karena sesuatu yang tidak pernah kamu mengerti. kamu masih menyaksikannya, melihat semua kejadiannya.
kamu tahu untuk tidak berbohong pada siapapun, maka kamu diam, tetap menyaksikan. tak boleh tutup mata, tak bisa.
kamu pun menerima, ketika sesekali seorang dari temanmu itu menghadap ke layar yang kamu tonton dan mengatakan "hei, sabar yaa"
kamu tersenyum, sedikit terhibur.
lalu kamu mulai bertanya-tanya, tak bisakah kamu masuk disana lalu melakukan sesuatu, sekedar menghibur teman yang sedih sampai terhibur, atau tertawa bersama saat bahagia, atau bahkan menemani yang kesepian, atau bahkan mencegah perpisahan.
kamu mulai mengikuti kata hatimu untuk terjun kedalamnya. mendekati layar besar itu, lalu menyentuhnya. tak ada yang terjadi. kamu bukan di film fantasi. layar tetaplah layar.
pada detik itu kamu tertegun hebat. dari depan layar terlihat berjuta penonton seperti kamu. seperti kamu yang duduk disitu, beberapa kamu kenal, sisanya entah siapa. seperti kamu yang juga ingin terlibat, seperti kamu yang juga ingin menjadi pelaku.
lalu kamu berjalan kembali ke seat yang bertahun-tahun kamu duduki. mendapat sedikit pencerahan.
dan didalam kegelapan bioskop kehidupan itu,

dan mulai membuat skenariomu sendiri.

No comments: