20100921

apa yang paling ingin

lalu apa yang paling ingin kamu kendalikan?

ya aku ingat kamu pernah bertanya seperti itu, dulu.
dulu, saat bintang masih menjadi benda yang dapat menyatukan.

aku ingat aku pernah menjawab apa.
aku jawab, tidak tahu.
saat itu kurasa baik-baik saja. baik-baik saja walaupun semua diluar kendaliku.

seperti halnya bintang yang bertengger di angkasa setiap malam. bukankah malah menyenangkan jika aku tak bisa mengendalikan kapan dia bersinar dan kapan dia tertutup awan?
karena kemungkinan-kemungkinan itulah yang membuat kita tetap berbagi. celah-celah prediksi tentangnya lah yang membuat kita saling bertukar oceh setiap malam kan?

seperti buaian basah yang bersumber dari keabuan awan. bukankah malah menyenangkan jika aku tak bisa mengendalikan kapan bumi harus basah dan kapan hujan tidak harus turun?
kalau aku pegang kendali. tak akan kubuat hujan di malam selasa dua tahun kemarin. tak akan ada momentum yang menyadarkanku kalau kamu memang ada dan layak untuk dibagi cerita.


lalu apa yang paling ingin kamu kendalikan?

sekarang aku tahu aku akan menjawab apa.

jatuh.
aku ingin punya kendali kapan aku harus jatuh dan kapan aku harusnya tetap tegak berdiri.
karena ini samasekali tidak menyenangkan tentang aku tak punya kendali akan keberdiritegakan diriku sendiri. pada momentum dua tahun kemarin, harusnya aku tidak usah jatuh. tidak usah.

jawaban ini adalah wujud nyata dari kesia-siaan.
karena kamu tidak akan pernah bertanya lagi tentang ini. kalaupun kamu bertanya, kamu tak akan benar peduli pada jawabannya.
karena aku bukan lagi pembagi harimu, bukan lagi pembeda kisahmu.

No comments: