20081122

agreement

Penderita Asma Usia Muda Beresiko Alami Gangguan Psikologi

Senin, 02 Juli 2007 21:46
KapanLagi.com - Asosiasi Federal Ahli Paru-Paru Jerman di Heidenheim mengatakan bahwa anak-anak yang menderita asma memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit psikologi.

Opini yang dilemparkan oleh asosiasi itu berdasarkan pada penelitian Amerika Serikat terhadap lebih dari 100 ribu anak-anak dan orang dewasa muda, yang menderita penyakit asma di usia muda.

Penelitian itu mengindikasikan bahwa penderita asma usia muda memiliki resiko tiga hingga empat kali untuk mengalami masalah psikologi, seperti hiperaktif akibat kurang perhatian, depresi, serangan panik atau kesulitan belajar.

Namun, belum diketahui secara tepat mengapa resiko menjadi semakin tinggi dalam kaitannya dengan makin parahnya penyakit asma yang diderita. Orang tua dari anak-anak yang menderita asma harus menyadari jika mengendalikan asma lebih dari sekedar rutin mengonsumsi obat-obatan.

Menurut Asosiasi Paru-Paru, perkembangan psikologi anak, kesehatan mental dan kemampuan intelektual saling berhubungan.

Orang tua dengan anak penderita asma dianjurkan untuk memberikan perhatian lebih pada tanda-tanda depresi atau tingkah laku lain yang di luar kewajaran dan membicarakan setiap masalah yang mungkin dialami anak di sekolah sebagai hasil dari penyakitnya, dengan para pakar.




02/07/07 17:29
Penderita Asma Usia Muda Lebih Rentan Terhadap Gangguan Jiwa

Heidenheim, Jerman (ANTARA News) - Anak-anak yang menderita penyakit asma memiliki risiko lebih tinggi terhadap timbulnya penyakit psikologis atau gangguan jiwa, menurut Asosiasi Federal Pulmonologis Jerman di Heidenheim.

Pendapat asosiasi tersebut didasarkan pada penelitian di Amerika Serikat (AS) terhadap lebih dari 100.000 anak-anak, serta remaja yang beranjak dewasa.

Penelitian tersebut mengindikasikan penderita asma berusia muda akan memiliki risiko tiga atau empat kali lebih tinggi terhadap perkembangan masalah psikologis seperti "Attention-Deficit Hyperactivity-Disorder" (gangguan sikap yang berlebihan), depresi, serangan panik atau kesulitan untuk belajar.

Tapi, kalangan pakar tersebut mengemukakan, penjelasan pasti mengenai risiko lebih tinggi yang dapat ditimbulkan dalam hubungannya dengan tingkat gangguan pada asma belum diketahui.

Orang tua yang anaknya menderita asma harus lebih waspada dan menyadari bahwa merawat orang yang memiliki penyakit asma bukan sekadar memberikan obat kepada mereka.

Menurut Asosiasi Pulmonologis, kondisi psikologis, kesehatan kejiwaan dan kemampuan intelektual anak-anak penderita asma juga saling berhubungan dekat dengan penyakit tersebut.

Orang tua yang anaknya menderita penyakit asma harus memberikan perhatian lebih besar terhadap kemungkinan adanya tanda-tanda depresi atau ketidakwajaran tingkah laku pada anak mereka.

Selain itu, orang tua juga harus mau mendiskusikan berbagai masalah yang mungkin timbul ketika anak-anak itu di sekolah akibat penyakit asma yang mereka derita, demikian laporan Kantor Berita Jerman (DPA).



-well
make it trough, whatever..-

No comments: