20110422

flashback

ya Tuhan, sulitnya menjadi dewasa.

jauh rasanya, jauh
dari masa lalu ke masa kini.
begitu banyak guncangan yang bikin saya rapuh
waktu demi waktu menetes,
mengalir karena bocor
saya mencari sesuatu yang tak perlu dicari
saya menangisi sesuatu yang tak perlu ditangisi
saya sesak oleh sesuatu yang harusnya bikin lapang

si cengeng ini ngerasa ga cocok sama dunia..

siapa bilang dia bahagia?
ya Tuhan, sulitnya menjadi dewasa.


tulisan gue taun 2008. polos ya? gue sedih sendiri bacanya.


all the things in my head
Karya tulis bahasa Indonesia bu wiwin.
Karya tulis lomba bersama teh aqisth, pengen nentuin judul tapi belum sempet aja, padahal bisa sambil kok, sambil makan bareng tadi juga padahal bisa, padahal.
Kepanitiaan: mk 3 butes, bisalah itu mah, tinggal nyatetin siapa yang pesen, dispenda besok, jaga stand pas hari sekolah mah bisa bareng-bareng, tapi yang agak ngeganjel teh kostumnya ey. 16 mei 09.
Kepanitaan: promnine&wisudaan, humpubiz yang penting hubungannya sama 09 dulu. lo pengisi acara, sama pj setiap acara yang ada hubungannya ke ekstern tinggal dibagi-bagi, undangan udah di desain sama m3. yang urgent alias mesti asap itu tempatnya, ayodong cepet tentuin. Nah, wisudaan masih agak buta, rundownnya belum turun dari sie acara. 22, 23 juni 09.
Kepanitiaan: LKO, ttps udah fix ya? Rencananya hari rabu mulai rakor perdana, jangan ngulangin kesalahan di LKS dalam sistematika kerjanya. Ttpsnya jelas dan luas kok, bagus buat dikembangin. Kepanitiaannya juga sedikit, efisien mudah-mudahan. Minjem buka yang aul tentang per-osisan jangan lupa. Mulai nyari metode-metode acara yang nyampe, bikin rancangan keseluruhan, jangan ada miss diantara panitianya sendiri. Walaupun ga semua pengurus osis jadi panitia, tapi diusahain feelnya dapet sebagai proker kaderisasi pengurus osis. Analisis input(analisis proses?) masih dibutuhkan. Minta masukan ke 09 dan angkatan atas, semacam asistensi tapi ga serumit itu. Mei 09.
Kepanitiaan: infinit3, jangan sampe stuck disuatu masalah. Usahain tetep jadi, tetep ada. Kalau tujuannya bagus, kenapa ngga? Antara seksie admin, , dansi, dan humiz jangan pabaliut. Agustus 09.
Kepanitiaan: olimp, ahh.
Ekskul: SPeD, rancang sesuatu untuk o11.
Ekskul: literature, jobdesc, aturan main bulletin, penyampaian alur kepengurusan, workshop menulis, kajian.
Self: gigi oh gigi, besok sangat disarankan menambal tapi akunya sendiri ga sempet. Hoo gimana dongdong? Hha kalemlah. Kawat oh kawat segeralah pasang.

o4meio9

tulisan gue taun 2009, haha gue senyam senyum sendiri bacanya. ampun deh ampun!


untitled(yet)
Aku tak pernah tahu caranya mengungkap. Terlalu terjebak dalam pemikiran yang mengatakan bahwa kata-kata itu tumpul, tak cukup pandai untuk menyingkap. Aku hanya terpesona oleh lautan, oleh tawa nyinyir sang tripang, oleh bau pasir dan desiran pantai. Disini mungkin Tuhan menerbangkan satu roh yang Dia punya kedalam raga yang bersembunyi di rahim ibuku, roh yang Dia rencanakan untuk menyatu dengan lautan, roh yang mungkin Dia sesali mengapa terpikir untuk diciptakan. Tak ada yang bilang Tuhan tak pernah menyesal. Aku butuh sesuatu yang lebih dari kesunyian. Bukan bulan yang bersinar tanpa perkataan atau daun-daun gugur yang jatuh tanpa bicara.

err.. itu penggalan salah satu novel-novelan yang gue bikin iseng.


halusinasi
jangan terlalu sering memperkosa rasa. karena saat kamu rindu dengan dia yang polos dan jujur, kamu tak bisa berbuat apa-apa.

setiap bangun tidur aku seperti sedikit mati. aku tahu ada saatnya nanti aku benar-benar mati. secuil hati aku ingin itu cepat-cepat terjadi.
setiap bangun tidur aku seperti sedikit mati. mungkin ini tidak terjadi bila yang diluar kamarku berhenti berdiksi.
aku tidak bilang aku tidak suka berkata-kata. aku suka, tapi bukan seperti mereka yang bertameng ego. mereka ingin menang. aku tidak pernah ingin menang karena aku sadar ini bukan lomba. aku inginnya rumahku bukan arena lomba tapi lama kelamaan aku tidak peduli rumah ini sebenarnya apa. dari dulu aku hanya ingin kita minum teh sambil mengobrol tentang apa yang terjadi hari ini, bukan meregang syaraf untuk membicarakan siapa yang benar dan salah siapa yang menang dan kalah. lalu kini harusnya kalian tahu mengapa aku tak tahu dimana letak gunting kuku atau koran-koran bekas, aku tidak pernah keluar kamar kecuali untuk pergi keluar rumah.
menerima.
kalian mungkin tidak tahu berapa liter air mata yang keluar untukku bisa menerima semua keadaan dan menguapkan seluruh keinginan-keinginan klise ala anak kecil dulu. dan berapa geraman kesal yang dikulum sampai sesak sendiri mungkin kalian tidak tahu jumlahnya. karena aku pun tidak tahu, tidak menghitungnya. sesekali aku rindu juga rasanya merindukan kasih sayang. sekarang aku tidak peduli apalagi merindu.

aku tidak pernah bicara kerjaanku hanya membaca dan sedikit mendengarkan mereka. aku lebih sering menyelamatkan telingaku dengan alunan musik.
saking sakitnya sering yang kudengar itu adalah suara-suara yang berasal dari buku yang sedang ada pada tanganku. mungkin itu namanya halusinasi. seperti dua hari lalu yang kusadari adalah isi rumahku selain aku terbagi menjadi dua kaum, yang lelaki itu mengaku kaum behavioral dan para perempuannya mengaku jadi kaum tradisionalis. berlagak sperti sehabis perang dunia, mereka berdiksi tentang definisi ilmu pengetahuan. saat itu aku merasa bahagia, sampai kumatikan alunan musik dan kututup buku yang sedang kupegang, dan mulai tersenyum mendengarkan dari dalam kamar, terperangah dengan argumen-argumen silet mereka. tapi lama-lama suara mereka samar-samar menjadi meninggi, lalu berteriak-teriak, lalu menyumpah-nyumpah. aku takut. aku tidak jadi bahagia. aku mulai menyalakan lagu lagi dan membaca buku. pada satu titik aku sadar dan merasa amat sedih, tak satupun yang diluar kamarku itu termasuk kaum intelektual. berarti aku berhalusinasi.

itu tulisan pas lagi penat banget, taudeh taun berapa. nyesek bacanya.


aku sakit gigi
oh ibu aku sakit gigi.
aku sakit.
gigi.

ingin aku bubur itu, mak.
atau usapan di pipi yang bengkak ini.
atau suara darimu, 'sedang kenapa kamu ini nak?'
bukan ibu, aku bukan kebanyakan menghembus balon. atau berkelahi dihantam kepalan tangan. tidak sejenaka itu hidupku bu. tidak sekeras itu pula. belum.
ingin aku sereal itu, mak..
dengan sedotan disaji hangat-hangat. di gelas donal bebekku yang dulu itu, bunda.
atau sekedar memo ditempel di kulkas.
berisi letak makanan bayi atau bubur instant yang nanti bisa ku masak sendiri.
atau pesan singkat di telepon genggamku. kata-kata sesederhana, 'cepat sembuh'.
sudah cukup besar kini aku bu. sudah memiliki ponsel.

ini nyeri bu.
gigi.
bisakah ibu alihkan nyeri ini pada dongeng tiga babi kecil mu itu?
atau dengan dentingan piano mu yang merdu?
atau pada permainan-permainan mengasah otakku yang bunda bilang supaya aku nanti pintar walau ayah bilang aku masih terlalu kecil itu?
pada kotak ajaibku, yang isinya hanya kerang-kerang laut dari pasir putih kita?
atau semuanya tidak akan mempan ya, mak.
ini terlalu nyeri.
gigi.

ibu aku pening sekali.

jadi wajarlah jika aku ingin sesuatu yang terlalu tinggi untuk kudapati. hanya tiga patah kata tua.
dua, 'sayang ibu'.
untuk ku ucapkan berhadapan denganmu.
satu,
hadirmu.

aku sakit gigi.
bunda.

abis operasi itu kalo ga salah. makin bikin nyesek tulisan yang ini huhu

hmm gaada ruginya nulis ya? sensasi flashback itu selalu lucu rasanya. haha
lucu, karena toh ternyata sesusah apapun, gue selalu berhasil ngelewatin semuanya kan?
*metode menyemangati diri oleh diri sendiri*
oh, that's why I love my random writes folder.

No comments: