tadi pagi adalah titik puncak gua nanya pertanyaan, 'kenapa gua?' yang berarti kenapa-mesti-gua.
setelah bengong diangkot karena bosan, macet, dan kesel, akhirnya gua memutuskan untuk berhenti bertanya seperti itu dan berganti pertanyaan jadi, 'gua kenapa?'
ya, pertanyaan itu jauh lebih berguna. karena dengan nanya 'kenapa gua?' artinya gua dalam posisi victim, korban. tapi dengan nanya 'gua kenapa?' artinya gua dalam posisi pelaku, dan jauuuh lebih banyak yang bisa diperbaiki. misalnya, lu pernah mecahin gelas ga sengaja? coba deh abis itu tanya 'kenapa mesti gua yang mecahin gelas ga sengaja?'. terus tanya lagi, 'gua kenapa mecahin gelas?'. pertanyaan kedua bisa dijawab, karena lu ceroboh. dan, ceroboh itu bukan nasib loh. tinggal beresin pecahannya karena itu tangan lu yang mecahin sambil berjanji lain kali lu mesti lebih konsentrasi. beda kan sama beresin pecahannya sambil terus nanya 'kenapa gua?' sambil kedepannya mecahin lagi terus dan tetap bertanya 'kenapa gua?'. sampai seribu kali mecahin dan tetap bertanya 'kenapa mesti guaa?'
jadi gua sih ga mau sia-sia in hidup buat memposisikan diri jadi korban,
i'm master of my fate and captain of my soul! :)
No comments:
Post a Comment